Ekonomi

Cetak Limbah Jadi Makanan Hewan, Untung Hingga Puluhan Juta Rupiah

Kediri, Gelar Fakta – Limbah yang sudah tidak terpakai di tangan yang tepat memang bisa sangat bermanfaat.

Limbah, baik daun bawang atau batang-batang pohon yang seharusnya jadi seonggok sampah, di tangan Muhadi warga Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih, menjadi bahan untuk memberi makan hewan ternaknya.

Pasca setelah pensiun sejak 2016, dengan uang pesangon dirinya memulai mencoba usaha berternak kambing.

Dimulai dengan kambing jawa berjumlah 9 ekor, dia nemutar otak dan bereksperimen dengan pakan agar lebih efisian dan tidak membuang tenaga.

Dengan wawasan yang dia punya karena sebelumnya bekerja di Dinas Peternakan Dan Perikanan, Muhadi mulai mencoba membuat bahan-bahan makanan dari bahan yang dibuang atau limbah.

“Bereksperimen bagaimana supaya saya tidak mencari rumput dan kambing bisa gemuk. Ya dilab juga bahan-bahannya agar tahu kadar proteinnya biar bisa menemukan komposisi,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Bermula dari situ, bahan seperti batang ketela, kulit kupasan bawang menjadi bahan pokok untuk makanan hewan ternaknya.

“Ini limbah pabrik kerupuk kulit bawang pasti dibuang akhirnya saya coba lab dan saya campur untuk pokok di kambing bagus juga. Jadi nggak repot-repot harus cari rumput di usia segini,” tambahnya.

Dari bulan pertama memang tidak mengalami peningkatan yang signitifkan karena hewan ternak masih beradaptasi akan pakan.

Namun di bulan kedua dan seturusnya, peningkatan berat badan mulai nampak bahkan ada peningkatan 10 kilogram lebih di bulan ke-2.

Setelah berhasil dengan pakan racikannya, dia tidak lagi berternak kambing jawa namun pindah ke kambing gibas yang lebih murah dan lebih cepat menjualnya.

Dari sini di 60 ekor pertama, dalam satu periode atau 6 bulan dari indukan tersebut sudah memiliki anak dengan total 90 ekor lebih.

“Enak jenis gibas, satu pejantan 20 ekor betina, harga murah jualnya juga cepat juga. Dari induk 60 puluh ekor ini minimal keluar anak 90 ekor tapi biasnaya ya lebih selama satu periode atau 6 bulan. Tapi saya biasa jualnya setelah umur 10 bulanan atau setahun. Agar harganya lebih tinggi. Misal murah aja 1 juta di kali 90 ekor sudah berapa? Itu periode pertama,” tambahnya.

Saat ditemui di rumahnya, Muhadi memang terlihat sedang memberi makan hewan ternak dengan beragam olahan bahan makanan.

Namun yang paling menonjol adalah kupasan bawang yang masih terlihat tercampur dengan makanan olahannya. Dan kambing nampak senang dengan makanan yang diberikan.

“Intinya kambing sehat makan lahap. Dari dulu saya kasih pakan ini ya gemuk sehat. Malah kotorannya tidak bau juga. Ya dulu saya sudah bereksperimen lama,” ujarnya.

Ditanya dengan bahan-bahan yang dipakai, secara terang Muhadi memberikan bocoran, batang ketela, kupasan bawang, dedek dari kulit padi, sayuran kalau ada hanya ada dan yang penting probiotik olahannya.

Probiotiknya sendiri juga ia jual karena banyak orang yang mulai belajar inovasi pakan ini setelah para pembeli kambingnya datang ke rumah dan kaget melihat makanan olahan yang tergolong sangat murah.

Probiotik rahasianya sendiri dijual dengan harga 15 ribu rupiah per 1.5 liternya.(van)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button