Harga dan Barang Komoditi Pangan Tak Sesuai, KPM BPNT di Kelurahan Burengan Kota Kediri Kecewa
Kediri, Gelar Fakta – Diduga adanya harga dan barang komoditas pangan tidak sesuai dengan pembelian serta penerimaan. Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren Kota Kediri yang terdaftar dalam Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merasa kecewa. Jumat, (17/6/2022).
Hal ini disampaikan oleh KPM, Mujiati mengutarakan, dalam keseharianya, hanyalah sebagai pedagang sayur mayur keliling. Pada mulanya yang terdaftar dalam program BPNT adalah suaminya, namun dirinya tidak tahu kapan pastinya terdaftar dalam program tersebut.
Selama terdaftar sebagai KPM, dia memperoleh sejumlah paket bahan pokok yang terdiri dari beras, telur, tahu, kacang hijau, aneka buah, dan sayuran selama senilai Rp. 200 ribu satu bulan sekali dari E Warung Surya Agung yang berlokasi di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Sedangkan komoditas pangan yang ia terima berupa Beras 10 kilogram, telur 1 kilogram, sayur mayur 1 kilogram, kacang hijau ¼ kilogram, buah berupa nanas 2 Buah, dan 4 potong tahu.
Lanjut Mujiati, selama memperoleh penerimaan komoditas pangan BPNT dari E Warung Surya Agung. Terkadang ia mengeluhkan sejumlah barang disinyalir dengan kualitasnya kurang bagus.
” Keluhanya berasnya memang tidak bermerek, dan terkadang ada kerikilnya sedikit sedikit. Kemudian telurnya agak tipis warnanya bukan kecoklatan bahkan gampang pecah karena kulitnya tipis,” ungkap Mujiati.
Terpisah, pengalaman serupa juga disampaikan oleh warga lainnya selaku KPM Kelurahan Burengan, Mariani, mengungkapkan, dirinya sejak 5 tahun terakhir telah tercatat dan memperoleh BPNT dari pemerintah sebelum pandemi covid-19 terjadi.
Bantuan yang dia dapatkan dari E Warung Surya Agung berupa beras, daging, kacang, sayuran, dan buah-buahan. Namun sejak pandemi melanda barang yang ia terima mengalami penurunan dari segi kualitas dan terakhir ia peroleh pada Desember 2021 lalu.
” Kalau beras 10 kilogram, telur harusnya mendapatkan 1 kilogram namun yang didapatkan hanya 9 ons, terus buah tidak ada 1 kilogram. Semuanya sudah saya timbang sendiri ternyata kok kurang sesuai. Bahkan berasnya kadang- kadang rasanya apek (bau.red), terus ada kutunya. Lalu telurnya warnanya tidak coklat tua bercangkang tipis,” paparnya.
Adanya dugaan penurunan kualitas mutu barang yang peroleh Mariani, dia tidak berani menyampaikan informasi tersebut, dikarenakan adanya rasa takut.
” Alasannya saya takut nanti dikira saya sebagai provokator,” tegas Mariani.
Lanjutnya, upaya yang telah ia lakukan bersama sejumlah warga yang terdaftar dalam program BPNT di kelurahan Burengan yakni telah menimbang barang yang diterima dari E Warung E Warung Surya Agung disinyalirnya harga yang dipatok terkesan mahal dibandingkan harga di pasaran.
” Sama teman teman barangnya ditimbangi semua. Seumpama harga telur Rp 15 ribu di E Warung E Warung Surya Agung dijual Rp 18 ribu. Kentang Rp yang harusnya Rp 6 ribu dijual Rp 8 ribu, pokoknya harga naik,” kata Mariani
Berubahnya mekanisme penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) mulai triwulan pertama 2022 ini, para KPM akan mendapatkan uang secara tunai yang didistribusikan melalui PT Pos Indonesia. dia merasa lebih senang karena baik jumlah nominal uang dan barang bisa ia kelola sendiri sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
” Karena uang yang saya terima saat ini pasti sesuai dan akan saya belanjakan dengan kebutuhan di dapur,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh KPM kelurahan Burengan Peni Rahayu mengatakan, dirinya terdaftar dalam program BPNT sebelum pandemi covid-19 terjadi, dengan memperoleh bantuan komoditas pangan secara paket yakni berupa sembako dan bahan kebutuhan pokok lainnya dari E Warung Surya Agung.
Dirinya mendapatkan bantuan tersebut senilai Rp 200 ribu, pada awalnya ia ambil setiap bulan sekali, seiring berjalanya waktu program tersebut diambil 3 bulan sekaligus dan setelah mendapatkan barang dari pihak E warung, Peni Rahayu merasakan adanya beberapa kejanggalan terhadap sejumlah komoditas pangan yang diterimanya.
” Ketika mendapatkan bantuan beras selang beberapa hari sudah mulai nonoren (rusak.red) ada kutunya, dibungkus dalam sebuah sak. Terkadang kondisi telur yang saya terima dalam wadah plastik ada yang bau busuk, ada juga yang bagus,” terangnya.
Tak hanya itu pengalaman yang selama memperoleh BPNT dari E Warung selain kualitas barang yang kurang sesuai, jumlah barang dirinya rasa juga mengalami penyusutan setelah menimbang sejumlah komoditas pangan pada Desember 2021 lalu. Dengan alasan karena adanya kejanggalan yang dialami oleh beberapa warga disekitarnya.
” Beras 10 Kilogram, telur harusnya 1 kilogram tapi yang diterima hanya 8,5 sampai 9 ons, Daging sapi dan ayam tidak mencapai 1 kilogram,” urainya.
Terakhir, wanita yang akrab disapa Peni menambahkan, dengan berubahnya mekanisme penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) oleh pemerintah. Ia menyambut baik kebijakan tersebut karena dirasa lebih menguntungkan masyarakat khususnya KPM.
” Ya Bisa memilih sendiri sesuai kebutuhan. Seperti beli telur bisa memilih sendiri dengan kualitas yang bagus tentunya dibandingkan jika saya ambil di E Warung,” pungkasnya. (Yan).