Tradisi ‘Bubak Kawah’ di Era Modern
Kediri, Gelar Fakta – Meski teknologi di era modern ini sudah merasuki hampir semua kalangan dan usia, namun nyatanya tradisi yang diwariskan nenek moyang kita masih dapat dijumpai pada acara acara tertentu. Salah satunya Tradisi Bubak Kawah.
Bubak Kawah sendiri adalah simbol rasa syukur kepada sang pencipta yang dilaksanakan ketika memperoleh menantu pertama.
Kali ini Tim GelarFakta berkesempatan melihat langsung pelaksanaan tradisi turun temurun tersebut di Desa Plosokidul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Saat diwawancarai, Suminto selaku tetua yang diberi kepercayaan keluarga menyelenggarakan acara hajatan menututurkan, tradisi Bubak Kawah memang harus dilakukan.
Karena selain meneruskan tradisi nenek moyang hal ini juga bertujuan positif.
“Ya ini sebagai rasa syukur mantu pertama dan pembersihan diri agar terhindar dari hal yang tak diinginkan. Serta menjadi pengingat kepada sang pencipta,” tuturnya tegas.
Acara yang digelarpun memang berbeda dari acara selamatan pada umumnya.
Karena ada beberapa yang mungkin tidak ditemui di acara lain seperti ketupat dengan isi beras kuning, kendi tempat air yang berbahan tanah liat diberi warna dan banyak lainnya.
Namun acara ini juga mewajibkan adanya parabotan rumah tangga seperti gayung, penggoreng, tempat menanak nasi dan masih banyak lainnya.
Perabaton-perabotan dapur itu nantinya akan diberikan kepada orang yang menghadiri acara tersebut.
“Perbotan ini nanti dibagikan ke para tamu undangan. Tapi biasanya akan diperebutkan. Namun kali ini tuan rumah meminta pemberian perabotan tidak dengan cara diperebutakan tapi dibagikan melalui pengambilan undian. Jadi tinggal menukar dapat nomor berapa,” tambahnya.
Meski tampak sakral pada awalnya, begutu acara selesai dan mulai pembagian perabotan dilaksanakan, keseruan langsung nampak dalam prosesi acara tersebut.
Warga terlihat berebut nomor undian untuk membawa pulang perabotan dapur yang menjadi syarat acara tersebut.(van)