EkonomiPolitik dan Pemerintahan

Uniska Kediri Dampingi Petani Jugo Kembangkan Kopi Gunung Wilis Jadi Produk Premium

Kediri, GelarFakta – Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dikenal sebagai wilayah subur di lereng Gunung Wilis yang menghasilkan kopi arabika khas dengan cita rasa istimewa. Potensi ini semakin mendapat perhatian melalui pendampingan akademisi guna mendorong petani kopi naik kelas.

Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertema “Peningkatan Kapasitas Petani dalam Upaya Diversifikasi Produk Unggulan Kopi Gunung Wilis Kabupaten Kediri”. Kegiatan yang digelar di Balai Desa Jugo, Jumat (26/9/2025), diikuti Kelompok Tani Margo Mulyo. Para petani mendapatkan pendampingan mengenai pengolahan pascapanen hingga strategi pemasaran.

Ketua Tim PKM, Dr. Ratna Dewi Mulyaningtiyas, SP., M.Si., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata sinergi perguruan tinggi dengan masyarakat desa.

“Harapannya, petani kopi di Jugo mampu menghasilkan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga bernilai tambah melalui inovasi dan diversifikasi,” ujarnya.

Wakil Direktur Pascasarjana Uniska Kediri, Dr. Arisyahidin, SE., MM., menambahkan bahwa produksi kopi Gunung Wilis harus menjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas.

“Kopi Gunung Wilis memiliki ciri khas istimewa. Namun produksi yang melimpah harus diimbangi dengan kualitas agar diterima pasar, baik lokal maupun nasional,” katanya.

Sementara itu, Asisten II Pemkab Kediri, Dr. Sonny Subroto Maheri Laksono, M.Si., menilai potensi kopi Gunung Wilis sangat besar, tetapi nilai jualnya masih rendah karena diversifikasi produk belum optimal. Menurutnya, diperlukan kolaborasi multipihak.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan petani. Harus ada sinergi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha. Dengan begitu, petani tidak sekadar produsen bahan mentah, tetapi bisa menjadi pelaku utama dalam rantai nilai kopi premium,” tegasnya.

Sonny menekankan bahwa peran setiap aktor saling menguatkan: pemerintah sebagai fasilitator, akademisi sebagai inovator, dunia usaha sebagai penggerak pasar, dan masyarakat sebagai pelaku langsung.

“Dengan kolaborasi, Kopi Wilis bisa benar-benar naik kelas, dari green beans menjadi produk premium yang mampu bersaing dengan Kopi Gayo, Kintamani, bahkan kopi impor,” tambahnya.

Harapan besar pun tertuju pada keberhasilan sinergi ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ekonomi desa, menjadikan Kediri sebagai pusat kopi premium Jawa Timur, sekaligus membuka peluang ekspor.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button