Mahasiswa UN PGRI Kediri Gelar Aksi Protes, Tuntut Transparansi dan Perbaikan Fasilitas Kampus
Kediri, GelarFakta – Ratusan mahasiswa Universitas Nusantara (UN) PGRI Kediri memadati halaman kampus dalam aksi protes yang berlangsung pada Senin (9/12).
Mereka membakar ban sebagai simbol kekecewaan dan menuntut transparansi anggaran serta percepatan pembangunan Gedung Cakrawala Mandala yang mangkrak selama enam bulan terakhir.
Selain itu, aksi tersebut membawa tiga tuntutan lainnya, yaitu pelebaran musala di Kampus 1, pencairan dana organisasi mahasiswa (Ormawa) yang tertunda, dan perbaikan sistem pelayanan kampus.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UN PGRI Kediri, Lucky Alan Musthofa, menyuarakan kekecewaan mahasiswa terhadap lambannya pembangunan Gedung Cakrawala Mandala.
“Peletakan batu pertama sudah dilakukan sejak 2022 dan dijanjikan selesai dalam dua tahun. Namun, hingga kini tidak ada perkembangan berarti. Ini sangat mengecewakan,” ujar Lucky.
Menurut Lucky, dana sebesar Rp13 miliar telah dialokasikan untuk proyek gedung tujuh lantai ini. Namun, terhentinya pembangunan membuat yayasan harus mengajukan pinjaman melalui rasionalisasi anggaran, yang sebagian bersumber dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.
Lucky menegaskan bahwa transparansi pengelolaan dana ini sangat penting agar mahasiswa merasa yakin kontribusi mereka digunakan dengan tepat.
Dalam audiensi terbuka selama aksi berlangsung, Ketua Yayasan UN PGRI Kediri berjanji akan segera melunasi utang pembangunan yang tertahan di salah satu bank, sehingga proyek dapat dilanjutkan.
“Hutang yayasan untuk pembangunan akan segera dilunasi,” kata Lucky.
Mahasiswa juga menuntut pelebaran musala di Kampus 1, yang dinilai terlalu sempit untuk menampung jamaah, terutama saat salat Jumat. Selain itu, mereka meminta pencairan dana Ormawa yang telah lama tertunda.
Lucky menegaskan, jika tuntutan ini tidak segera dipenuhi, mahasiswa akan menggalang aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar.
“Jika tidak ada tindak lanjut, kami akan turun aksi kedua kalinya,” tegasnya.
Rektor UN PGRI Kediri, Zainal Afandi, menyatakan bahwa pembangunan Gedung Cakrawala Mandala menjadi tanggung jawab yayasan. Namun, pihak rektorat tetap memiliki kewajiban menjawab keresahan mahasiswa.
“Pemenuhan kebutuhan pembangunan adalah kewenangan yayasan. Namun, jika ada kendala seperti ini, pihak rektorat harus turun tangan memberikan penjelasan kepada mahasiswa,” ungkap Zainal.
Zainal menyebut jumlah mahasiswa yang terus bertambah hingga mencapai 7.000 orang belum diimbangi dengan peningkatan fasilitas kampus.
Ia memahami bahwa tuntutan mahasiswa sangat rasional dan berkomitmen menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.
“Kami berusaha menarik mahasiswa untuk kuliah di sini, tetapi jika fasilitas yang dijanjikan tidak tersedia, ini sangat memprihatinkan,” imbuhnya.
Zainal juga menegaskan akan meningkatkan koordinasi dengan yayasan dan wakil rektor untuk menyelesaikan permasalahan, khususnya terkait pembangunan gedung yang mangkrak.
“Kami memahami kekecewaan mahasiswa dan berharap koordinasi dengan yayasan menghasilkan solusi konkret,” tutup Zainal.(*/pty/kur)