Debat Publik Perdana: Vinanda Soroti Tingginya Tingkat Kemiskinan di Kota Kediri, Sebut Perlu Penurunan yang Lebih Signifikan
Kediri, GelarFakta – Calon Wali Kota Kediri nomor urut 1, Vinanda Prameswati, menyoroti tingginya angka kemiskinan di Kota Kediri yang mencapai posisi kedua tertinggi di antara Kota-Kota se-Jawa Timur.
Dalam debat publik perdana yang diselenggarakan KPU Kota Kediri di Insumo Kediri Convention Center (IKCC) pada Jumat (1/11), Vinanda mengungkapkan data kemiskinan yang mengejutkan publik, mengingat Kota Kediri selama ini dikenal sebagai salah satu kota terkaya di Indonesia.
“Menurut pandangan kami, penduduk miskin di Kota Kediri mencapai 21.000 orang pada 2023 dan turun menjadi 19.000 pada 2024. Namun, persentase kemiskinan kita masih berada di peringkat kedua tertinggi di Jawa Timur, mencapai 6,51 persen. Ini menunjukkan perlunya penurunan angka kemiskinan yang lebih signifikan,” ujar Vinanda.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mendukung pernyataan tersebut. Pada 2023, persentase kemiskinan di Kota Kediri mencapai 7,15 persen, menjadikannya tertinggi kedua di antara sembilan kota di provinsi tersebut, di bawah Kota Blitar dengan 7,30 persen.
Meskipun pada 2024 turun menjadi 6,51 persen, Kota Kediri masih tertinggal dibandingkan dengan kota lain seperti Kota Mojokerto dan Kota Madiun.
Vinanda menyoroti bahwa penurunan kemiskinan di Kota Kediri selama tiga tahun terakhir tergolong lambat.
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Abdullah Abu Bakar, tingkat kemiskinan menurun dari 7,75 persen pada 2021 menjadi 7,23 persen pada 2022, dan hanya turun 0,08 persen pada 2023.
Menyikapi hal ini, Vinanda dan pasangannya, KH. Qowimuddin Thoha (Gus Qowim), mengusung program SAPTA CITA, yang mencakup tujuh prioritas untuk menekan kemiskinan, salah satunya Program Ekonomi Kerakyatan (MERATA).
“Kami berencana memberikan dukungan pada kader kesehatan, lingkungan, guru ngaji, serta program padat karya yang bertujuan memberikan pelatihan dan bantuan modal bagi warga miskin. Kami percaya ini bisa menjadi langkah efektif untuk mengurangi kemiskinan,” jelas Vinanda.
Pasangan nomor urut 2, Ferry Silviana Feronica dan Regina Nadya Suwono, menyanggah pernyataan Vinanda dengan membandingkan angka kemiskinan Kota Kediri dengan daerah lain di Jawa Timur, termasuk kabupaten.
Menurut Ferry, capaian Kota Kediri yang berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 7,15 persen menjadi 6,51 persen sudah sangat baik, bahkan dibandingkan dengan penurunan angka kemiskinan nasional yang saat ini di angka 9,03 persen.
“Penurunan tingkat kemiskinan di Kota Kediri cukup signifikan, terutama di tengah tantangan ekonomi yang berat pasca-pandemi. Kebijakan bantuan sosial dari Pemkot Kediri juga berhasil menahan laju kemiskinan agar tidak semakin parah,” ungkap Regina Nadya, calon wakil wali kota nomor urut 2.
Berikut ini adalah data persentase penduduk miskin di kota-kota di Jawa Timur tahun 2023 dan 2024 menurut BPS Jawa Timur:
Persentase Penduduk Miskin di Kota-Kota se-Jawa Timur Tahun 2023
1. Kota Blitar: 7,30 persen
2. Kota Kediri: 7,15 persen
3. Kota Pasuruan: 6,60 persen
4. Kota Probolinggo: 6,48 persen
5. Kota Mojokerto: 5,77 persen
6. Kota Madiun: 4,74 persen
7. Kota Surabaya: 4,65 persen
8. Kota Malang: 4,26 persen
9. Kota Batu: 3,31 persen
Persentase Penduduk Miskin di Kota-Kota se-Jawa Timur Tahun 2024
1. Kota Blitar: 6,75 persen
2. Kota Kediri: 6,51 persen
3. Kota Pasuruan: 6,31 persen
4. Kota Probolinggo: 6,18 persen
5. Kota Mojokerto: 5,57 persen
6. Kota Madiun: 4,38 persen
7. Kota Surabaya: 3,96 persen
8. Kota Malang: 3,91 persen
9. Kota Batu: 3,06 persen.(*/pty/kur)