GELARFAKTA.COM – Kemarin malam pada Selasa 19 September 2023, terjadi serangkaian serangan drone antara Ukraina dan Rusia.
Dilaporkan bahwa terjadi kebakaran di kilang minyak di wilayah Poltava, Ukraina akibat serangan drone Rusia.
Gubernur wilayah tersebut, Dmytro Lunin, mengkonfirmasi bahwa pesawat tak berawak Rusia menyerang kilang minyak Kremenchuk di wilayah tengah Poltava, yang menyebabkan kebakaran.
Dia juga menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Ukraina berhasil melawan serangan drone musuh.
Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, mereka berhasil menembak jatuh 17 dari 24 drone yang diluncurkan oleh Rusia.
Kilang Kremenchuk telah menjadi sasaran serangan udara Rusia sejak invasi tahun lalu. Disisi lain, pihak berwenang Rusia melaporkan bahwa penutupan udara mereka berhasil mencegat empat drone Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sebuah drone Ukraina ditembak jatuh di wilayah perbatasan Rusia-Belgorod dengan Ukraina dan wilayah Oryol yang lebih dekat ke Moskow.
Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa dari insiden tersebut, menurut pejabat setempat. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa drone tersebut jatuh antara jam 9 malam hingga 23:45 waktu setempat.
Selain itu, serangan drone juga diduga terjadi dalam kebakaran yang melibatkan tangki penyimpanan bahan bakar besar di dekat bandara di resor pantai Sochi di Laut Hitam Rusia pada Rabu pagi.
Gubernur wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratyev, mengatakan bahwa informasi awal menunjukkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
“Alasan insiden ini sedang diselidiki,” kata Kondratyev melalui Telegram.
Lalu menurut laporan dari portal berita online berbahasa Rusia, ada indikasi bahwa sebuah drone mungkin terlibat dalam kebakaran yang mengakibatkan terbakarnya 1.200 ton bahan bakar.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa terdengar ledakan keras sebelum tangki bahan bakar terbakar.
Dalam beberapa bulan terakhir, Kyiv telah meningkatkan serangan menggunakan drone dan rudal jauh di wilayah Rusia dan wilayah yang dikuasai Rusia.
Hal ini terjadi setelah Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa pasukannya akan membawa perang di Ukraina kembali ke Rusia.
