Wisata

Mbah Broto, Tetap Eksis Bikin Wayang Kulit

Kediri, Gelar Fakta – Subroto atau yang kerap dipanggil Mbah Broto ini adalah seorang pengrajin wayang asal Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten.

Ia mengaku sudah menggeluti seni pembuatan wayang kulit sejak 1960, dan tetap banjir pesanan di usianya yang sudah tidak muda.

Beberapa bulan terakhir Mbah Broto baru saja menyelesaikan pesanan dari luar pulau Jawa, tepatnya Sulawesi untuk pembuatan satu set wayang atau satu kotak.

Satu set wayang sendiri terdiri dari 150 wayang kulit berbagai karakter.

Demi memenuhi pesanan tersebut, kakek berusia 80 tahun itu mengaku menghabiskan waktu selama satu tahun.

“4 bulanan lalu baru menyelesaikan pesanan orang Sulawesi. Pembuatanya setahunan. Pesan 150 wayang. Satu set. Sebelumnya orang Bandar itu juga pesan satu set,” ujarnya sembari melakukan penatahan kulit lembu.

Dalam pengerjaannya selama ini, Mbah Broto yang memiliki 6 cucu tersebut melakukannya sendiri.

Memang usianya saat ini bisa dikatakan lanjut. Namun keluwesan dan ketelitiannya masih terlihat saat Mbah Broto menggunakan alat tradisional untuk melubangi kulit lembu yang nantinya akan menjadi corak indah dalam wayang yang dibuat.

Meski saat ini pengerjaan wayang sedikit lebih lama dikarenakan faktor usia, tapi kualitas wayang kulit yang dibuatnya terlihat masih rapi dengan kesan tersendiri.

Harga wayang kulit buatannya bervariasi. Tergantung ukuran wayang tersebut.

Yang kecil biasa ia jual dengan harga Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu. Sementara untuk ukuran sedang, Rp 700 ribu hingga Rp 1,5 juta, dan ada juga yang ia jual seharga Rp 2,5 juta.

“tergantung ukurannya. Ada yang 400 ribu, 500 ribu ada yang 1,5 juta ada yang 2,5 juta. Kalau agak besar pemnuatanya agak sulit itu yang mahal”, ujarnya

Tak hanya pembuatan wayang, 62 tahun melakoni usahanya membuat Mbah broto beberapa kali menerima pesanan menggambar wayang di media kaca.

“Kadang-kadang orang malah pesan suruh gambar di kaca terus di figura. Buat pajangan di rumah. Ya lumayan sering dapat pesanan,” tambahnya.

Ditanya tentang alasannya tetap melakoni pembuatan wayang, Mbah Broto dengan singkat menjawab karena ia senang menggambar wayang dan membuat wayang.

“Karena senang saja saat menggambar atau membuat wayang. Bikin hati tentram,” tutupnya.(van)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button