Stabil di Tengah Dinamika Global, Sektor Jasa Keuangan Nasional Dorong Pertumbuhan Ekonomi


Jakarta, GelarFakta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Mei 2025 menyatakan bahwa sektor jasa keuangan nasional tetap stabil dan tangguh, meski dihadapkan pada ketidakpastian global. Stabilitas ini turut menopang laju pertumbuhan ekonomi nasional yang masih menunjukkan daya tahan kuat.
Rapat yang digelar pada 28 Mei 2025 itu mencermati beberapa faktor eksternal, seperti kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris serta perjanjian sementara AS–Tiongkok yang menurunkan tensi global. Meski ketegangan geopolitik meningkat di beberapa kawasan, dampaknya terhadap pasar keuangan global dinilai masih terbatas.
Secara domestik, perekonomian Indonesia tumbuh 4,87 persen pada kuartal I-2025. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak dengan pertumbuhan 4,89 persen secara tahunan. Inflasi juga terjaga di level 1,95 persen, masih dalam rentang target bank sentral.
Sektor pasar modal mencatatkan kinerja positif. IHSG per Mei 2025 menguat 6,04 persen secara bulanan dan 1,35 persen secara tahunan, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.420 triliun. Di pasar obligasi, investor asing melakukan net buy sebesar Rp24,09 triliun (mtd), menunjukkan kepercayaan terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia.
OJK juga mencatat pertumbuhan industri pengelolaan investasi dengan total dana kelolaan (AUM) mencapai Rp848,88 triliun. Di sisi pembiayaan, kredit perbankan tumbuh 8,88 persen yoy menjadi Rp7.960,94 triliun, dengan kualitas kredit yang terjaga, tercermin dari rasio NPL gross sebesar 2,24 persen.
Sektor asuransi dan dana pensiun turut menunjukkan pertumbuhan. Aset industri asuransi mencapai Rp1.162,78 triliun, dengan pertumbuhan premi sebesar 3,27 persen yoy. Di sektor dana pensiun, total aset tumbuh 8,26 persen menjadi Rp1.551,03 triliun.
Untuk industri pembiayaan, outstanding piutang perusahaan pembiayaan mencapai Rp504,18 triliun, dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) turun menjadi 2,43 persen. Fintech P2P lending juga tumbuh pesat, dengan pertumbuhan pembiayaan 29,01 persen yoy menjadi Rp80,94 triliun.
Sementara itu, aset kripto di Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. Jumlah konsumen aset kripto per April 2025 mencapai 14,16 juta, dengan nilai transaksi sebesar Rp35,61 triliun.
Di sisi perlindungan konsumen, OJK menerima 170.768 layanan pengaduan sepanjang Januari hingga Mei 2025, termasuk 15.278 pengaduan terkait sektor jasa keuangan. OJK juga telah menghentikan 1.332 entitas keuangan ilegal, terdiri dari pinjaman online dan investasi ilegal.
Selain itu, Indeks Literasi Keuangan Nasional meningkat menjadi 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan menjadi 80,51 persen berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2025, menunjukkan efektivitas upaya OJK dalam edukasi dan literasi keuangan.
OJK menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, mendukung pertumbuhan UMKM, memberantas keuangan ilegal, serta memperkuat regulasi sektor digital dan syariah. Dengan langkah strategis dan kolaboratif, OJK optimistis sektor jasa keuangan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan.(*/pty/kur)



