Disparbud Kabupaten Kediri Gelar Workshop Sejarah Ekonomi Kota Pare


Kediri, gelarfakta.com – Dalam rangka pembinaan dan pelestarian sejarah Kabupaten Kediri, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menggelar Workshop Sejarah Ekonomi Kota Pare di Pendopo Eks Kawedanan Pare, Selasa (16/12).
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan komitmennya terhadap pelestarian sejarah daerah, khususnya sejarah ekonomi dan perjuangan di Kota Pare. Hal tersebut disampaikan melalui Pelaksana Tugas Kepala Disparbud Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi.
“Pare memiliki peran strategis sejak masa kolonial sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan aktivitas ekonomi rakyat. Oleh karena itu, perjalanan sejarah Pare perlu dikaji dan didokumentasikan secara berkelanjutan,” jelas Mas Dhito.
Menurut Mustika, workshop sejarah ekonomi Kota Pare merupakan tindak lanjut arahan Bupati Kediri yang menilai Pare memiliki posisi penting dalam perjalanan sejarah daerah, terutama pada masa kolonial.
“Pada abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19, Pare menjadi wilayah strategis yang mendorong pemerintah kolonial membangun fasilitas ekonomi, seperti jalur kereta api, rumah sakit HVA, dan lembaga pendidikan, termasuk SMP Negeri 4 Pare yang memiliki nilai sejarah karena pernah menjadi markas Tentara Genie Pelajar dalam Serangan Umum 22 Mei 1949,” bebernya.
Melalui kegiatan ini, Mas Dhito berharap terbangun kolaborasi lintas sektor dalam upaya memperkuat pemahaman bahwa Pare merupakan kawasan heritage yang harus dijaga dan dilestarikan bersama.
Pemahaman terhadap sejarah ekonomi lokal dinilai penting sebagai fondasi dalam menjaga identitas daerah sekaligus merumuskan arah pembangunan yang berkelanjutan.
“Mas Dhito mendorong agar hasil workshop tidak berhenti pada diskusi. Kegiatan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan kajian mendalam, pameran, dan aktivitas kreatif berbasis sejarah Pare. Dengan demikian, generasi mendatang diharapkan dapat mengenal dan memahami sejarah Pare secara lebih utuh,” tegasnya.
Workshop tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Tjahjana Indra Kusuma dengan materi Industri dan Transportasi Kota Pare, Hendro Widjonarko dengan materi Serangan Umum Kota Pare 22 Mei 1949, M. Giffari Alfan Shidqi dengan materi Heritage Pare Street Photography, serta Imam Mubarok selaku jurnalis dan budayawan.(*/pty/kur)



