Politik dan PemerintahanReligiSeni Budaya

Sarasehan Seni Budaya, Hadi Setiawan: Keberagaman adalah Pilar Persatuan Bangsa

Kediri, GelarFakta – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Hadi Setiawan, menegaskan pentingnya seni dan budaya sebagai media ekspresi serta alat pemersatu bangsa dalam acara Sarasehan Kebangsaan yang berlangsung di Fave Hotel, Kabupaten Kediri, Selasa (18/2/2025).

Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu muslimat dari tujuh kecamatan yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial.

Dalam kesempatan tersebut, Hadi Setiawan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan keberagaman ini seharusnya menjadi keindahan yang harus dijaga oleh seluruh elemen masyarakat.

“Kita harus bersyukur menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya. Keberagaman ini justru menjadi kekuatan yang harus dipertahankan. Budaya adalah salah satu pilar yang menopang persatuan bangsa,” ujar Hadi Setiawan.

Hadi juga menyoroti bahwa meskipun Kota dan Kabupaten Kediri relatif aman dari perpecahan berbasis ras, agama, atau suku, namun tetap diperlukan langkah antisipatif.

“Alhamdulillah di Kediri ini, kalau untuk perpecahan atas nama ras, agama, atau suku hampir tidak ada, gerakannya pun kecil. Tapi hal kecil ini tidak boleh dibiarkan, karena kalau dibiarkan bisa berkembang menjadi ancaman besar bagi bangsa,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia menilai peran ibu-ibu dalam sarasehan ini sangat strategis, mengingat mereka merupakan pendakwah yang setiap minggu bertemu dengan jamaahnya.

“Mereka ini garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial. Makanya perlu disampaikan bahwa bangsa ini besar karena budayanya,” tuturnya.

Hadi juga mencontohkan bagaimana tradisi di Indonesia mampu menggabungkan unsur budaya dan religiusitas secara harmonis, seperti pertunjukan jaranan yang dipadukan dengan selawatan.

“Ini adalah seni budaya yang tidak ada duanya dan harus terus dilestarikan,” katanya.

Terkait usulan yang muncul dalam sarasehan ini, sebagian besar peserta menyampaikan aspirasi agar program-program kebudayaan terus mendapat dukungan.

Mereka berharap pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan seni dan budaya sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga keberagaman.

“Kami ingin agar budaya benar-benar bisa dirasakan keberagamannya. Jangan sampai karena satu pandangan tertentu, ada yang menganggap budaya tertentu dilarang, padahal tidak ada larangan dari negara maupun agama,” jelas Hadi.

Sementara itu, salah satu peserta sarasehan, Effa Rakhmawati, mengapresiasi kegiatan ini yang menurutnya menjadi wadah bagi ibu-ibu muslimat dari tujuh kecamatan untuk menyatukan pemikiran dalam pengembangan seni budaya.

“Setiap kecamatan punya corak seni dan budaya masing-masing, dan harapannya ini bisa lebih dikembangkan,” ujar Effa.

Effa menambahkan, di Kecamatan Banyakan, misalnya, ibu-ibu selama ini aktif dalam kegiatan seni, namun masih terkendala alat musik yang mendukung.

“Selama ini untuk budaya, terutama seni musik, kami belum memiliki alat musik yang memadai. Padahal, di Banyakan ini ada lagu-lagu yang butuh pengiring. Alhamdulillah, tadi ada komitmen untuk membantu pengadaan alatnya,” jelasnya.

Ia pun berharap, dukungan ini tidak hanya terbatas di satu wilayah, tetapi bisa merata ke kecamatan lain yang juga memiliki potensi besar dalam seni budaya.

“Siapa tahu nanti bisa berkembang ke kecamatan lain. Kalau ada yang butuh, kita bisa tampil bersama dalam berbagai acara,” pungkasnya.(pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button