Debat Publik Kedua Pilkada Kediri 2024: Mas Dhito Paparkan Strategi Penanganan Kawasan Kumuh
Kediri, GelarFakta – Debat publik kedua dalam rangkaian Pilkada Kabupaten Kediri 2024 berlangsung sukses di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Kamis (14/11) malam.
Dalam sesi tanya jawab, Calon Bupati Deny Widyanarko melontarkan pertanyaan kepada petahana Hanindhito Himawan Pramana mengenai upaya penuntasan kawasan kumuh di Kabupaten Kediri.
“Bagaimana upaya Mas Dhito dalam menangani perumahan dan pemukiman kumuh di Kabupaten Kediri dan berapa anggaran yang sudah digelontorkan?” tanya Deny dalam Segmen 4 debat.
Mas Dhito, sapaan akrab Hanindhito, menjawab dengan memaparkan capaian selama periode pertamanya.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah memperbaiki sekitar 9.700 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan menargetkan peningkatan hingga 20.000 rumah sesuai data e-RTLH.
“Itu yang akan kita lakukan sesuai program pemerintah pusat yang namanya Kotaku, Kota Tanpa Kumuh,” tegas Mas Dhito.
Deny merespons dengan menyebut adanya peningkatan jumlah desa kumuh selama kepemimpinan Mas Dhito, dari 6 desa sebelum menjabat menjadi 25 desa. Namun, Mas Dhito membantah pernyataan tersebut dan menyampaikan data yang berbeda.
“Pada tahun 2020, luas kawasan kumuh mencapai 273,74 hektare. Setelah upaya yang kami lakukan, pada 2023 luasnya berkurang menjadi 52,32 hektare dengan penanganan mencakup 166,52 hektare,” jelas Mas Dhito.
Ia juga menekankan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda selama dua tahun menjadi salah satu tantangan besar, karena sebagian besar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dialihkan untuk penanganan sektor kesehatan.
“Semua anggaran kita refocusing ke rumah sakit, ke sektor-sektor kesehatan,” tambahnya.
Mas Dhito juga memaparkan strategi kolaborasi dengan pihak swasta sebagai langkah mempercepat penanganan kawasan kumuh.
Salah satu contoh adalah kerja sama dengan tokoh lokal, Tris dari Kecamatan Puncu, yang membantu membangun sekitar 200 rumah.
“Kolaborasi ini bertujuan memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan swasta untuk mempercepat perbaikan RTLH,” ungkapnya.
Mas Dhito berkomitmen untuk melanjutkan strategi ini jika terpilih kembali, dengan target ambisius memperbaiki 20.000 RTLH di periode kedua.
“Maka saya sampaikan, perlu kerja sama dengan orang-orang yang filantropis. Ada CSR dari berbagai macam swasta. Saya rasa itu yang perlu dilakukan,” tutup Mas Dhito.
Debat publik kedua ini menjadi forum penting untuk menggali visi dan program kerja para calon bupati.
Dalam segmen ini, Mas Dhito menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif, sedangkan Deny Widyanarko menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh untuk memastikan penanganan kawasan kumuh yang lebih efektif.
Acara yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Kediri ini berlangsung dinamis, mencerminkan kedewasaan demokrasi di tengah kontestasi Pilkada 2024.(*/pty/kur)