EkonomiPolitik dan Pemerintahan

Gus Qowim Pimpin High Level Meeting TPID Bahas Pengendalian Inflasi Jelang Nataru

Kediri, gelarfakta.com – Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin memberikan arahan dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, Kamis (20/11/2025). Pertemuan ini membahas sejumlah isu strategis terkait inflasi Kota Kediri, terutama penguatan ketersediaan stok dan stabilitas harga menjelang Natal dan Tahun Baru, serta penyusunan roadmap pengendalian inflasi 2025–2027.

Berdasarkan data BPS Kota Kediri, inflasi month to month pada Oktober tercatat sebesar 0,40 persen, berada di atas rata-rata inflasi Jawa Timur 0,30 persen dan inflasi nasional 0,28 persen. Inflasi year to date mencapai 1,98 persen, setara dengan Jawa Timur dan sedikit di bawah inflasi nasional sebesar 2,10 persen. Sementara inflasi year on year sebesar 2,68 persen, berada di bawah rerata Jawa Timur 2,69 persen dan nasional 2,86 persen. Terdapat 11 komoditas utama penyumbang inflasi pada Oktober, yaitu emas perhiasan, telur ayam ras, cabai merah, apel, daging ayam ras, daging sapi, sepeda motor, bawang merah, Sigaret Kretek Mesin, buncis, dan beras.

Gus Qowim menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih memberikan andil terbesar terhadap inflasi setiap bulan. Pada Oktober, kebutuhan telur ayam ras mengalami peningkatan seiring dengan naiknya kebutuhan pangan di seluruh SPPG. Melihat kondisi tersebut, seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja keras untuk mencapai target pengendalian inflasi daerah pada kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen, guna menjaga akselerasi pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Dalam arahannya, Gus Qowim menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi pemerintah menjelang Natal dan Tahun Baru 2026. Ia memaparkan sejumlah langkah yang perlu segera dilakukan.

Pertama, menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau melalui kerja sama antar daerah guna menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Kedua, kolaborasi antara OPD terkait dan BULOG dalam penyelenggaraan Operasi Pasar Murni (OPM) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga keterjangkauan harga serta keamanan stok menjelang Nataru.

Ketiga, mengantisipasi peningkatan mobilitas orang dan barang yang berpotensi menimbulkan kepadatan lalu lintas, dengan kerja sama antara OPD terkait dan Polres Kediri Kota agar distribusi barang tetap lancar.

“Harapan kami dalam forum ini dapat menghimpun berbagai saran dan masukan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Kediri agar terwujud Roadmap TPID 2025-2027. Nantinya dapat menjadi bentuk komitmen dalam menjaga laju inflasi tetap stabil di rentang 1,5-3,5 persen di Kota Kediri,” pungkasnya.

Kepala KPwBI Kediri, Yayat Cadarajat, menambahkan bahwa inflasi tahun 2026 diperkirakan tetap berada dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Ia menjelaskan adanya tantangan jangka pendek, seperti peningkatan permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, efektivitas program stabilisasi harga dan pasokan, serta strategi pemenuhan pasokan terutama dalam hal waktu dan jumlah.

Tantangan jangka panjang juga perlu menjadi perhatian, antara lain peningkatan produktivitas pangan, kelancaran distribusi, integrasi data harga dan pasokan dari pusat hingga daerah, penyelarasan program kerja pengendalian inflasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, serta optimalisasi strategi 4K dalam pengendalian harga.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button