Politik dan Pemerintahan

Apel Siaga dan Pengukuhan KSB Digelar di Ngancar

Kediri, gelarfakta.com – Pemerintah Kabupaten Kediri menggelar Apel Siaga sekaligus mengukuhkan dua Kampung Siaga Bencana (KSB) di Lapangan Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kamis (13/11). Dua KSB yang dikukuhkan adalah “Bendung Bebaya” dari Desa Siman, Kecamatan Kepung, serta “Tangguh Slamet” dari Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar.

Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa selaku pembina apel menegaskan bahwa Kabupaten Kediri merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi hal penting untuk meminimalkan risiko serta mencegah timbulnya korban.

Ia menyampaikan bahwa paradigma penanggulangan bencana saat ini telah berubah, dari sekadar responsif menjadi berorientasi pada pencegahan, serta dari pendekatan sektoral menjadi multisektoral dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Mbak Dewi menambahkan bahwa pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara berkelanjutan melalui identifikasi dini serta penguatan sistem peringatan di tingkat masyarakat. Ia mengajak seluruh pihak untuk terus membangun budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkatan.

“Masyarakat harus kreatif, inovatif, dan cerdas dalam membangun ketangguhan. Upaya ini sangat penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan,” katanya.

Mewakili Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Mbak Dewi memberikan apresiasi atas terbentuknya dua KSB baru tersebut. Ia berharap program serupa dapat terus diperluas ke wilayah lain di Kabupaten Kediri.

Plt. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Ariyanto, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diikuti 175 peserta, terdiri atas 75 anggota KSB Bendung Bebaya, 63 anggota KSB Tangguh Slamet, serta 37 anggota Tagana Kabupaten Kediri. Ia menambahkan bahwa sehari sebelumnya, Rabu (12/11), telah dilaksanakan pembentukan dan pelatihan manajemen KSB di Balai Desa Siman, Kecamatan Kepung.

“KSB dibentuk untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui langkah pencegahan dan penanggulangan berbasis masyarakat, dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya manusia setempat,” ujar Ariyanto.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button