Muhammad Hanif Tekankan Pentingnya Pelestarian Seni Tradisional Pecut Samandiman
Kediri, GelarFakta – Muhammad Hanif, seorang seniman dari Kediri, menyoroti pentingnya melestarikan seni tradisional pecut Samandiman sebagai bagian dari identitas budaya yang tak ternilai harganya.
Baginya, pecut Samandiman bukan hanya alat hiburan, tetapi juga warisan budaya dengan nilai historis dan makna yang mendalam.
Dalam wawancara tentang Pecut Samandiman, Hanif mengungkapkan bahwa seni ini memiliki akar sejarah yang panjang di Kediri.
Awalnya, pecut Samandiman muncul sebagai bagian dari ritus keagamaan dan upacara adat, dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mengusir roh jahat dan memberikan perlindungan.
Nama ‘Samandiman’ berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘penyembuhan’ atau ‘pemulihan,’ mencerminkan peran seni ini dalam kehidupan spiritual masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Pecut Samandiman berkembang menjadi seni pertunjukan yang dihormati, dengan gerakan dan teknik yang rumit serta simbolisme yang mendalam.
Setiap cambukan dan gerakan dalam pertunjukan ini memiliki makna tertentu, mencerminkan nilai-nilai moral, keberanian, dan keteguhan hati.
Seni ini sering dipentaskan dalam acara-acara penting seperti perayaan desa dan upacara adat, menjadi simbol keberanian dan kehormatan. Namun, Hanif menyadari bahwa Pecut Samandiman kini menghadapi tantangan dari arus modernisasi yang dapat mengancam nilai-nilai tradisionalnya.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, untuk berperan aktif dalam melestarikan seni ini.
Salah satu strategi yang diusulkan Hanif adalah mengintegrasikan Pecut Samandiman dalam pendidikan dan kegiatan kebudayaan yang melibatkan generasi muda.
“Tanpa dukungan yang kuat dari masyarakat dan pemerintah, seni ini bisa terancam punah. Ini bukan hanya soal melestarikan tradisi, tetapi juga menjaga identitas dan jati diri budaya kita,” tegas Hanif, Rabu (14/8).
Hanif juga menekankan bahwa pelestarian seni tradisional seperti Pecut Samandiman tidak hanya berdampak pada kebudayaan, tetapi juga memperkuat karakter dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan nenek moyang mereka.
Menurutnya, menjaga seni tradisional adalah upaya menjaga akar budaya yang telah membentuk bangsa.
“Pecut Samandiman diwariskan turun-temurun, menjadikannya simbol kelestarian alam dan kebijaksanaan leluhur yang tetap relevan hingga kini,” pungkas Hanif.(kd1/kur)