Santri Pesantren At-Tahzib Jombang Giat Mengaji Kitab Kuning di Bulan Ramadan
Jombang, GelarFakta – Suasana Ramadan di Pondok Pesantren At-Tahzib, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang diramaikan oleh semangat para santri dalam mengisi waktu dengan mengaji puluhan kitab kuning.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan penuh khusyuk pada Kamis (14/03/2024).
At-Tahzib, yang terletak di ujung selatan Kota Jombang dan dekat perbatasan Kabupaten Kediri, merupakan pusat pembelajaran agama Islam yang dikenal konsisten dalam mengajarkan keagamaan kepada para santrinya.
Di bulan Ramadan, para santri aktif mengikuti kegiatan mengaji kitab kuning dari pagi hingga malam hari.
Dalam pantauan di lokasi pesantren, terlihat para santri berkumpul dengan penuh khidmat, duduk berjejer untuk mengikuti pengajian kitab kuning yang dipimpin oleh ustaz pesantren.
Mereka dengan seksama menyimak penjelasan dari ustaz dan menyalin isi kitab kuning yang diajarkan.
Pengasuh Pondok Pesantren At-Tahzib, KH Ahmad Masruh IM, menjelaskan bahwa pesantren ini didirikan oleh Romo KH Insan Mahin pada tahun 1962.
Dari awal berdirinya dengan hanya 15 santri, pesantren ini telah berkembang menjadi tempat mondok bagi sekitar 2000 santri baik putra maupun putri dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.
Di bulan Ramadan, para santri diberikan kebebasan untuk memilih kitab kuning yang ingin mereka pelajari.
Ada sekitar tujuh puluh kitab kuning yang diajarkan di pesantren tersebut, mulai dari yang dasar hingga yang lebih mendalam, sesuai dengan minat para santri.
Selain belajar ilmu agama, para santri juga diajarkan tentang akhlak dan fiqih, yang merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang baik.
Di bulan Ramadan ini, suasana belajar pun menjadi lebih khusyuk dan penuh berkah, karena santri berdoa dan bertakbir sambil mengaji kitab kuning.
Salah seorang santri, Mohamad Nur Hidayat, dari Magetan, berbagi pengalamannya di bulan Ramadan.
Ia menyatakan bahwa di bulan Ramadan, banyak kesempatan bagi para santri untuk mengaji karena libur sekolah. Pada hari itu, ia dan teman-temannya mempelajari kitab kuning Safinatun Najah tentang rukun iman.
“Dari mengaji kitab kuning tersebut, kami mendapatkan banyak ilmu yang nantinya akan menjadi bekal ketika kami lulus dan terjun ke masyarakat. Ilmu yang kami peroleh tidak hanya untuk disimpan, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya dengan penuh semangat.(jb1/kur)