Konflik Israel vs Palestina, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
GELARFAKTA.COM – Konflik Israel-Palestina telah merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena tindakan kolonial yang terjadi lebih dari satu abad yang lalu.
Ketika Israel mengumumkan perang melawan Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Palestina, yaitu Hamas, perhatian dunia kembali tertuju pada apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Hamas telah melakukan serangan yang mengakibatkan kematian lebih dari 800 warga Israel di berbagai kota di selatan Israel.
Sebagai respons, Israel melancarkan kampanye pengeboman di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 500 warga Palestina.
Mereka juga telah memobilisasi pasukan di perbatasan Gaza, yang menunjukkan kemungkinan persiapan untuk serangan darat.
Pada hari Senin, Israel mengumumkan “blokade total” terhadap Jalur Gaza, yang menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, dan barang-barang penting lainnya ke wilayah tersebut.
Langkah ini, berdasarkan hukum internasional, dianggap sebagai tindakan kejahatan perang.
Namun, apa yang akan terjadi dalam beberapa hari dan minggu mendatang akan menjadi bagian dari sejarah.
Selama beberapa dekade, konflik Israel-Palestina telah digambarkan oleh media Barat, akademisi, ahli militer, dan pemimpin dunia sebagai konflik yang sangat kompleks, rumit, dan sulit untuk diselesaikan, dan seringkali mencapai jalan buntu.
Deklarasi Balfour (Awal Mula Konflik)
Lebih dari seratus tahun yang lalu, pada tanggal 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris pada saat itu, Arthur Balfour, mengirimkan sebuah surat kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris.
Surat ini singkat, hanya terdiri dari 67 kata, namun dampaknya terhadap Palestina masih terasa hingga saat ini.
Dalam surat itu, pemerintah Inggris berkomitmen untuk “membangun rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina” dan membantu dalam mencapai tujuan ini.
Surat tersebut dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Intinya, kekuatan Eropa memberikan janji kepada gerakan Zionis untuk mendirikan negara di wilayah di mana lebih dari 90 persen penduduknya adalah penduduk asli Arab Palestina.
Mandat Inggris kemudian didirikan pada tahun 1923 dan berlangsung hingga tahun 1948.
Selama periode ini, Inggris memfasilitasi imigrasi massal orang Yahudi, termasuk banyak yang melarikan diri dari Nazisme di Eropa, yang kemudian menghadapi protes dan pemogokan.
Warga Palestina khawatir tentang perubahan demografi negara mereka dan pengambilalihan tanah mereka oleh Inggris untuk diberikan kepada pemukim Yahudi.