Pendidikan

Peran KNPI Jaga Toleransi Antar Umat Beragama Jelang Pemilu Serentak 2024

Kediri, GelarFakta – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Kediri kembali menggelar forum diskusi anti Suku Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), Senin (8/5/2023).

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya KNPI Kota Kediri meningkatkan toleransi antar umat beragama.

Kegiatan dilaksanakan di KIARIA Coffe dan Kitchen dan dihadiri oleh puluhan perwakilan pemuda dengan menghadirkan Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kota Kediri Harry Rachmat sebagai narasumber.

Wakil Ketua Bidang Agama KNPI Kota Kedirim Ashari Eko Prayitno mengatakan, diskusi tersebut bertujuan untuk memupuk persaudaraan dalam bingkai persatuan dan kesatuan.

Hal inilah yang menjadi dasar KNPI Kota Kediri melaksanakan kegiatan rutin bersama masyarakat untuk merajut tali kebhinnekaan.

“Setelah sebelumnya sukses menggelar dua kegiatan serupa, kami di momen Idul Fitri melaksanakan kembali forum diskusi pemuda anti sara, dan secara rutin dilakukan 3 bulan sekali,” kata Ashari.

Menurut Ashari, Idul Fitri menjadi momentum untuk menghapus garis-garis perbedaan yang menyulut konflik.

Idul Fitri juga momentum untuk saling memaafkan dan momentum kemenangan atas umat Islam yang telah melawan nafsu atas dirinya sendiri.

“Meski telah berakhir bulan Ramadan, Semangat bulan suci seharusnya dapat kita lanjutkan dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita, amal sosial kita, dan pengabdian kita kepada agama, bangsa dan negara,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris KNPI Kota Kediri, Suwoto mengatakan, kegiatan diskusi pemuda anti sara digelar sebagai ikhtiar mengajak elemen pemuda dan masyarakat Kota Kediri pada umumnya untuk bersama-sama menciptakan keharmonisan dan kedamaian.

Terlebih menjelang digelarnya pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 agar berjalan lancar, aman, terbebas isu sara, hoax dan ujaran kebencian.

“Kita ingin Pemilu 2024, Kota Kediri tetap adem dan konsusif, proses pelaksanaan Pemilu berjalan lancar dan tidak menyisakan masalah,” ucapnya.

Lanjut Suwoto, sejak dahulu toleransi di Kota Kediri memang sudah bagus dan hal ini terus dijaga bersama-sama.

Seluruh elemen di Kota Kediri memiliki persepsi yang sama bahwa perbedaan agama itu memang ada, sehingga toleransi tetap dijunjung tinggi.

Manifestasi tersebut terlihat di Kota Kediri melalui pembentukan Kampung Pancasila, Kampung Moderasi Beragama, dan Kampung Keren.

Hal ini juga tak lepas berkat keberadaan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) dan Forum Kerukunan Perempuan Umat Beragama (FKPUB).

Situasi dan kondisi saat ini, negara Indonesia khususnya Kota Kediri memiliki penduduk yang pluralistic dari berbagai suku, bangsa, bahasa, agama, dan lain-lain.

Tentunya sangat dibutuhkan untuk memupuk sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain untuk menumbuhkan kehidupan yang lebih baik.

Banyak cara dilakukan untuk menjalin perbedaan yang sudah ada.

Termasuk menyatukan keberagamaan umat beragama, sehingga sebagai upaya menanamkan kerukunan pada pemuda, salah satunya yakni mengadakan diskusi pemuda anti sara.

“Dengan diadakanya forum diskusi ini, agar untuk memperkuat kerukunan antar pemuda lintas iman di Kota Kediri,” ungkapnya.

Terpisah, narasumber acara, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Harry Rachmat menjelaskan, toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pentingnya menerapkan prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan untuk menumbuhkan sikap toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda.

Menurutnya hal tersebut dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat sebagai modal membangun bangsa Indonesia kedepannya.

Sikap toleransi tidak hanya dilakukan menghargai ras,agama, budaya, suku dan golongan orang lain saja tetapi menghargai pendapat pemikiran orang juga termasuk dari toleransi.

Kota Kediri berhasil dalam tiga tahun berturut-turut berada pada 10 besar kota paling toleran di Indonesia. Bahkan, lebih dari itu Kota Kediri juga mengalami kenaikan peringkat dan nilai yang signifikan.

“Kini Kota Kediri berada di peringkat 5 dengan nilai 5,850, dimana sebelumnya pada tahun 2021 berada di peringkat 10 dengan nilai 5,733. Ini semakin meneguhkan Kota Kediri sebagai kota yang toleran,” terangnya.

Lebih lanjut Harry menambahkan, banyaknya aliran kelompok agama yang tumbuh tanpa saling bersinggungan satu sama lain menjadi salah satu faktor yang melatarbekakangi peringkat ini.

Maka menjelang pemilu serentak 2024 ia mengajak kepada semua pihak untuk bersama sama menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.

Hal ini sebagai upaya agar potensi intoleransi dapat ditekan pada gelaran Pemilu 2024.

Dengan kerja bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), maupun organisasi kepemudaan dan keagamaan di Kota Kediri.

“Saya meminta agar seluruh masyarakat di Kota Kediri agar tetap menjaga toleransi dan menjauhi intoleransi,” tutupnya.(yan)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button