EkonomiPolitik dan Pemerintahan

Sektor Jasa Keuangan di Wilayah OJK Kediri Stabil, Kredit UMKM Mendominasi

Kediri, GelarFakta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mencatat pertumbuhan positif sektor jasa keuangan di wilayah kerjanya hingga Desember 2024.

Stabilitas ini didukung oleh likuiditas yang memadai serta permodalan yang kuat di berbagai industri keuangan, termasuk perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank.

Dalam rilisnya, Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, menyampaikan bahwa peningkatan kinerja ini tercermin dari bertumbuhnya kredit perbankan, pembiayaan perusahaan, kepesertaan asuransi, serta jumlah investor di sektor pasar modal.

Selain itu, OJK terus memperkuat edukasi dan inklusi keuangan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.

Di sektor perbankan, penyaluran kredit pada Desember 2024 meningkat 7,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp88,72 triliun.

Dari total tersebut, kredit kepada UMKM mendominasi dengan porsi 60,31 persen.

Mayoritas kredit disalurkan ke tiga sektor utama, yaitu perdagangan besar dan eceran (32,06 persen), kepemilikan rumah dan kendaraan (26,73 persen), serta pertanian, perburuan, dan kehutanan (17,62 persen).

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL gross) masih terjaga di angka 2,18 persen.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,09 persen (yoy), mencapai Rp102,56 triliun.

Tabungan dan deposito masih mendominasi dengan porsi masing-masing 65,67 persen dan 25,13 persen.

Jumlah investor pasar modal di wilayah OJK Kediri juga mengalami lonjakan signifikan.

Per Desember 2024, jumlah Single Investor Identification (SID) meningkat 17,07 persen menjadi 402.768 investor.

Instrumen investasi yang paling diminati adalah reksa dana dengan total kepemilikan mencapai 379.854 SID, naik 16,16 persen dari tahun sebelumnya.

Sektor perusahaan pembiayaan mencatat outstanding piutang sebesar Rp6,92 triliun, tumbuh 12,59 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPF gross) mengalami perbaikan, turun dari 4,23 persen menjadi 4,03 persen.

Di sisi lain, sektor asuransi mengalami penurunan.

Pendapatan premi asuransi jiwa turun 20,37 persen menjadi Rp1,15 triliun, sementara premi asuransi umum turun 14,66 persen menjadi Rp326,68 miliar.

Sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan, OJK Kediri telah menggelar 80 kegiatan edukasi sepanjang 2024.

Berbagai program seperti Kediri Financial Festival dan sosialisasi investasi ilegal menjangkau lebih dari 20.945 peserta di 13 kabupaten/kota eks-karesidenan Kediri dan Madiun.

Selain itu, layanan konsumen OJK Kediri mencatat 1.534 pengaduan sepanjang 2024.

Sebagian besar pengaduan berkaitan dengan restrukturisasi kredit, sistem layanan informasi keuangan, serta pengalihan kredit.

Dengan pertumbuhan sektor jasa keuangan yang stabil ini, OJK Kediri optimis bahwa ekosistem keuangan di wilayahnya akan semakin kuat, mendukung perekonomian daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button