KesehatanPendidikanPolitik dan PemerintahanReligi

Ponpes Wali Barokah Kediri Jadi Lokasi Studi Riset Ponpes Sehat Berdaya Dinkes Jatim–BRIN

Kediri, gelarfakta.com — Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat peran pondok pesantren dalam pembangunan sektor kesehatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan pemetaan program kesehatan pondok pesantren melalui riset bertajuk Ponpes Sehat Berdaya, Senin (14/12/2025). Dalam kegiatan tersebut, Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri ditetapkan sebagai salah satu lokasi studi kasus.

Penetapan Ponpes Wali Barokah Kediri didasarkan pada penilaian awal yang menunjukkan tata kelola kesehatan pesantren tergolong baik serta adanya komitmen kuat dalam penerapan lingkungan bersih dan sehat. Studi ini diharapkan mampu memberikan gambaran konkret praktik pengelolaan kesehatan pesantren yang dapat dijadikan contoh dan direplikasi oleh pesantren lain di Jawa Timur.

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yoto, menjelaskan bahwa pemetaan ini bertujuan memperdalam sekaligus memperkuat peran strategis pesantren dalam mendukung pembangunan kesehatan masyarakat. Langkah tersebut, menurutnya, sejalan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur yang mengamanatkan pemerintah daerah untuk memfasilitasi pondok pesantren, termasuk dalam sektor kesehatan.

“Jawa Timur telah memiliki inovasi Kolaborasi Inisiasi Pesantren Sehat. Melalui riset ini, kami ingin mengembangkan peran pesantren agar tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga mitra dan penggerak pembangunan kesehatan bersama pemerintah dan masyarakat,” ujar Yoto.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama BRIN, Dr. Agung Dwi Laksono, S.KM., M.Kes., menyampaikan bahwa riset Ponpes Sehat Berdaya difokuskan pada pemetaan kondisi kesehatan pondok pesantren secara komprehensif. Aspek yang menjadi perhatian meliputi sanitasi, kondisi bangunan, serta ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan dan kesehatan pesantren.

“Kami melakukan pemetaan pondok pesantren di Jawa Timur dengan mengobservasi sanitasi, bangunan, serta sarana prasarana lingkungan dan kesehatannya. Di Kediri sudah ada tiga pondok pesantren yang menjadi lokasi kajian, termasuk Ponpes Wali Barokah. Dari hasil awal, pondok-pondok ini tergolong baik,” jelas Agung.

Ia menambahkan, keberadaan pesantren tidak hanya berdampak pada kesehatan internal warganya, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Karena itu, pesantren diharapkan dapat menjadi mitra strategis dalam pembangunan kesehatan berbasis komunitas.

Dari sisi pengelola, Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, KH Sunarto, menyambut baik kepercayaan yang diberikan Dinkes Jatim dan BRIN. Menurutnya, konsep pesantren sehat sejalan dengan nilai pendidikan karakter dan pembiasaan hidup bersih yang selama ini diterapkan di lingkungan pesantren.

“Kami berkomitmen membangun pesantren yang tidak hanya unggul dalam pendidikan keagamaan, tetapi juga sehat secara lingkungan dan perilaku. Kesehatan merupakan bagian dari ikhtiar menjaga amanah santri, guru, dan seluruh warga pondok,” tutur KH Sunarto.

Ia berharap hasil riset ini dapat menjadi masukan konstruktif untuk meningkatkan kualitas sarana kesehatan pesantren sekaligus memperkuat budaya hidup bersih dan sehat. Lebih jauh, pesantren diharapkan mampu berkontribusi nyata bagi peningkatan kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pada tahap awal riset Ponpes Sehat Berdaya, Dinkes Jatim dan BRIN melibatkan sekitar lima pondok pesantren dengan karakteristik beragam, mulai dari pesantren berskala kecil hingga besar. Selain Kediri, lokasi kajian juga mencakup Bondowoso dan Ponorogo. Hasil riset ini ditargetkan terdokumentasi sebagai praktik baik (best practice) dan menjadi rujukan pengembangan pesantren sehat di Jawa Timur.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button