Tiga Klaster Komoditas Jombang Lolos Program Pembinaan Bank Indonesia


Jombang, gelarfakta.com – Setelah melalui proses seleksi administrasi dan wawancara, Kabupaten Jombang berhasil meloloskan tiga klaster komoditas untuk mendapatkan pembinaan dari Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur. Ketiga klaster tersebut adalah klaster padi dari Regu Pengendali Hama (RPH) Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito; klaster jagung dari Kelompok Tani (Poktan) Murong Santren, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto; dan klaster kopi dari Koperasi Produsen Kopi Wonosalam.
Program pembinaan ini merupakan bagian dari *Sarana Akselerasi Klaster Agribisnis Jawa Timur* (SAKA Jatim) yang diinisiasi Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur. Tujuannya untuk mencetak petani-petani andal berorientasi bisnis, memiliki kelembagaan yang kuat, serta mampu mengembangkan potensi sumber daya pertanian daerah. Selain itu, program ini juga mendukung ketahanan pangan, mendorong komoditas berorientasi ekspor, dan menstabilkan komoditas yang rentan fluktuasi harga.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ir. Moch. Rony, MM, mengaku sangat antusias dengan keterlibatan Jombang dalam program ini. “Ini kesempatan baik untuk menunjukkan hasil binaan kami di lapangan. Saya selalu tekankan agar seluruh petugas mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, karena ini juga bentuk evaluasi dan apresiasi atas kerja keras kita,” tegasnya.
RPH Desa Kendalsari, yang kini masuk dua besar klaster padi terbaik versi SAKA Jatim, sebelumnya sempat mengalami kerugian panen akibat serangan hama tikus selama tiga tahun berturut-turut. Namun sejak 2023, melalui upaya pengendalian hama terpadu bersama petugas dan masyarakat, hasil panen mulai membaik. Para petani juga mulai menerapkan *Budidaya Tanaman Sehat* dengan pemanfaatan bahan alami dan lokal seperti pupuk organik, pestisida nabati, dan agen hayati buatan sendiri.
Kepala Desa Kendalsari, Mulyadi, menegaskan dukungan penuh dari pemerintah desa terhadap kegiatan RPH. “Tahun ini kami alokasikan Dana Desa untuk mendukung kegiatan RPH. Bahkan kami targetkan agar RPH bisa menjadi mitra BUMDes dalam usaha ketahanan pangan,” ucapnya.
Sementara itu, klaster jagung yang diwakili Poktan Murong Santren terus berinovasi dengan meningkatkan produktivitas dan mengolah hasil panen menjadi produk turunan, baik oleh kelompok wanita tani maupun warga sekitar. Ketua Poktan, Zaki, menyebut potensi lain seperti peternakan dan pengelolaan limbah tahu dan ternak menjadi peluang besar untuk mendukung pertanian berkelanjutan. “Kami berharap dukungan dari Bank Indonesia untuk pemanfaatan limbah menjadi pupuk dan pakan,” katanya.
Imam Subki dari Paguyuban Pengrajin Tahu menambahkan, saat ini tengah dibangun kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk memanfaatkan limbah cair tahu menjadi pupuk cair melalui instalasi IPAL.
Di klaster kopi, Koperasi Produsen Kopi Wonosalam menjadi wakil Jombang. Wilayah Wonosalam dikenal dengan kopi ekselsa yang memiliki cita rasa khas. Koperasi ini telah aktif mengikuti berbagai pelatihan produksi dan pemasaran, yang turut mengangkat nama kopi Wonosalam di pasar lokal dan nasional.
Ketiga klaster tersebut akan mengikuti serangkaian pembinaan dari Bank Indonesia, mulai dari teknik budidaya ramah lingkungan, penguatan kelembagaan, hingga diversifikasi produk.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Program ini sejalan dengan semangat Pemerintah Kabupaten Jombang untuk membangun pertanian berkelanjutan melalui inovasi teknologi, hilirisasi, penguatan SDM, dan kelembagaan. Kami siap mendukung penuh dalam semangat *Kolaborasi Bersama Mewujudkan Jombang Maju dan Sejahtera* melalui Asta Cita,” pungkas Moch. Rony.(*/pty/kur)



