KesehatanPolitik dan Pemerintahan

Kabupaten Kediri Berhasil Turunkan Angka Stunting Hingga 7,9 Persen

Kediri, GelarFakta – Pemerintah Kabupaten Kediri terus menunjukkan komitmen kuat dalam menurunkan angka stunting.

Pada Jumat (15/11), hasil audit kasus stunting yang dilakukan dua bulan sebelumnya dipresentasikan dalam acara diseminasi di Gedung Bagawanta Bhari, Kabupaten Kediri, yang dimulai pukul 09.00 WIB.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk tim percepatan penurunan stunting dari tingkat desa hingga kabupaten.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Kediri (DP3AP2KB), Dr. dr. Wulan Andadari, memaparkan bahwa audit pada September lalu telah menyoroti empat kasus stunting.

Setelah kunjungan lapangan dan analisis oleh tim pakar, intervensi langsung diberikan kepada kelompok masyarakat berisiko tinggi.

“Masalah stunting ini kompleks dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tim percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan dan kabupaten,” jelas Dr. Wulan.

“Kami berharap upaya ini memberikan dampak positif dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menangani stunting secara serius,” tambahnya.

Bupati Kediri menargetkan tidak ada kasus stunting baru di wilayahnya.

Untuk mencapai target tersebut, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kediri telah melaksanakan berbagai program yang berfokus pada faktor utama penyebab stunting.

Pendekatan holistik ini diterapkan mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, melibatkan kolaborasi lintas sektor.

“Stunting kini menjadi salah satu indikator kinerja bagi kepala desa,” tambah Dr. Wulan.

Berkat kerja sama berbagai pihak, angka stunting di Kabupaten Kediri berhasil turun signifikan, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 16,8 persen pada 2023.

Lebih membanggakan lagi, pada bulan timbang terakhir, angka stunting tercatat hanya 7,9 persen.

Dalam acara tersebut, dipresentasikan hasil audit dari empat desa yang menjadi fokus, dengan dua desa, yakni Desa Dawung dan Desa Beringin, dijadikan contoh kasus.

Desa-desa ini memiliki tantangan besar dalam penanganan stunting, namun intervensi yang dilakukan telah memberikan hasil positif.

Acara ini juga dihadiri oleh kepala desa, ketua tim penggerak PKK kecamatan, kepala puskesmas, penyuluh KB, dan berbagai OPD terkait.

Semua pihak terlibat aktif dalam mendiskusikan strategi untuk menekan angka stunting lebih lanjut.

Kabupaten Kediri optimis bahwa kolaborasi lintas sektor dan intervensi yang berkelanjutan akan terus menekan angka stunting secara signifikan.

Pendekatan ini tidak hanya bertujuan memperbaiki kondisi di wilayah Kediri, tetapi juga diharapkan menjadi teladan bagi daerah lain dalam mengatasi masalah stunting.

“Intervensi yang berkelanjutan ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan strategi yang tepat, kita bisa menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari stunting,” tutup Dr. Wulan.(kd1/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button