Ekonomi

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Kediri Terus Meningkat, OJK Fokus Pelindungan Konsumen dan Literasi Keuangan

Kediri, GelarFakta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menilai bahwa kinerja industri jasa keuangan di wilayah kerjanya pada posisi Juli 2024 tumbuh stabil dengan didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.

Pertumbuhan ini tercermin dalam peningkatan penyaluran kredit, pembiayaan perusahaan, hingga pertumbuhan di sektor pasar modal.

Dalam siaran pers yang diterbitkan oleh OJK Kediri pada Rabu (11/9), disebutkan bahwa kredit perbankan di wilayah ini tumbuh 6,63 persen (yoy), mencapai total Rp84,60 triliun.

Sebanyak 62,47 persen dari total kredit tersebut disalurkan ke sektor UMKM.

Meski ada perlambatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,36 persen.

Pertumbuhan kredit yang melambat ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kontestasi pemilu dan pilkada serentak.

Selain pertumbuhan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 7,12 persen (yoy) menjadi Rp103,39 triliun.

Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penerima kredit terbesar dengan porsi 26,43 persen, diikuti sektor non-lapangan usaha rumah tangga sebesar 23,48 persen, dan sektor pertanian sebesar 14,51 persen.

Selain mendorong pertumbuhan sektor keuangan, OJK Kediri juga memperkuat perlindungan konsumen melalui layanan konsultasi dan pengaduan.

Hingga Agustus 2024, OJK telah menerima 957 layanan konsumen.

Dari total pengaduan tersebut, tiga topik utama yang disoroti adalah restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (246 pengaduan), data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) (184 pengaduan), dan penolakan pelunasan kredit/pembiayaan dipercepat (127 pengaduan).

Pengaduan ini mayoritas berasal dari konsumen sektor perbankan (62,59 persen) dan perusahaan pembiayaan (19,12 persen).

OJK Kediri juga mencatat hingga Agustus 2024 telah menangani 5.881 layanan permintaan SLIK, yang sebagian besar melalui walk-in.

Layanan ini memungkinkan masyarakat memeriksa status keuangan dan rekam jejak kreditnya secara lebih transparan.

Untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan, OJK Kediri bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal, termasuk TPAKD, untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi.

Beberapa di antaranya adalah seminar literasi keuangan syariah, edukasi bagi petani milenial, hingga literasi keuangan digital.

Total, berbagai kegiatan edukasi ini berhasil menjangkau ribuan masyarakat di berbagai segmen, mulai dari santri hingga pelaku UMKM.

Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, mengungkapkan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi dengan stakeholder lokal dalam upaya memperluas literasi keuangan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

“Kami akan terus mendorong praktik keuangan yang sehat dan mengedukasi masyarakat agar semakin paham tentang pentingnya manajemen keuangan yang baik,” ungkapnya.

Dengan sinergi antara pertumbuhan sektor keuangan, perlindungan konsumen, dan peningkatan literasi, OJK Kediri optimistis bahwa sektor jasa keuangan di wilayahnya akan terus tumbuh dan mendukung pembangunan ekonomi daerah.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button