Makanan Khas Bali Halal yang Patut Dicoba di Kota Kediri
Kediri,Gelar Fakta – Sepertinya Pulau Dewata tidak akan pernah habis untuk memanjakan para wisatawan yang berkunjung. Panorama yang indah, serta tradisi yang sangat kental membuat Anda betah berada di Pulau Bali jika berlibur maupun beraktivitas disana.
Selain menyajikan panorama wisata yang indah dan tradisi adat istiadat, salah satu yang paling disukai dan terkenal adalah makanan khas halal Bali. Resep tradisional yang identik dengan kekayaan rempah-rempah akan semakin nikmat bila disantap.
Makanan khas Bali juga sama dengan bahan dasar daging dan ikan segar pada umumnya. Meski ada beberapa yang menggunakan daging babi, Anda bisa mendapatkan halal dari ayam dan ikan.
Meskipun pemeluk Agama Islam minoritas, namun ada juga banyak makanan halal Bali Di antara sekian banyak kuliner khas Bali, mungkin jika ditanya tentang makanan yang paling populer, mungkin salah satunya adalah Ayam Betutu. Ayam atau bebek pedas ini sangat digemari oleh para pecinta masakan.
Bagi anda yang tertarik dan ingin mencicipi kelezatan masakan Ayam Betutu tidaklah sulit harus datang ke Pulau Bali, anda bisa memesan langsung dari Ayam Betutu Mbok Eza, perusahaan kuliner milik Sang Ayu Eza Krisdayani, Perum Wilis Indah 1, Jalan Wilis Mukti 58, Kota Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Perempuan yang akrab disapa Esa menjelaskan, usaha yang digeluti mulai pertengahan tahun 2018, beawal sekedar iseng iseng bikin masakan Ayam Betutu, dan ternyata mendapat respon baik dari teman-temanya. Dimana, kebanyakan makanan orang khas dari Bali rasanya kebanyakan pedas sama asin, yang mungkin berbeda dengan selera masakan orang Jawa Timur kebanyakan.
Dia memulai usahanya pada pertengahan 2018, mulai menekuni Ayam Betutu sebagai perancang busana, dan ternyata mendapat respon yang baik dari teman-temannya.
Perempuan berusia 26 tahun yang lahir dari Desa Banjar Sulahan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali, menambahkan, masakan Ayam Betutunya memakai bumbu lengkap atau base genep dalam bahasa bali,sehingga membuat rasa nya itu khas dari Bali.
“Selain tambahan lauk pauk berbentuk kacang, pleking kangkung, sambal matah, sate mangkok juga tersedia sesuai permintaan pelanggan,” ujarnya.
Dalam penyajian makananya, ia memilih wadah besek atau wadah anyaman bambu. Terlebih lagi, belakangan ini sampah plastik sama sterefoam sudah mulai menggunung. Sehingga, sebisa mungkin mengurangi penggunaan plastik, dan tentunya ramah lingkungan.
“Dengan menggunakan besek, maka akan memberi peluang dan semangat baru buat pengrajin besek yang sekarang sudah mulai jarang bisa temui disekitar kita, untuk terus selalu berkarya,”harapnya.
Untuk seporsi Ayam betutu khas Bali, dirinya menjual bervariasi tergantung sesuai pesanan, jumlah dan ukuran ayam.
” Saya jual beragam tergantung pesanan mulai dari kisaran harga Rp 12rb hingga sampai Rp 150rb kemudian seporsi tanpa nasi harga Rp 13 ribu dan ada tambahan sate lilitnya, lalu untuk yang Rp 15 ribu lengkap ada nasi, ayam betutu, sambel mentah, kacang, plecing kangkung. Sedangkan untuk harga Rp 150 ribu berupa ayam utuh,” urainya.
Dengan harga tersebut tidak jarang, dirinya harus melihat harga ayam di pasaran karena kadang naik turun. Sehingga, terpaksa harganya bisa naik, maupun dengan kondisi permintaan pelanggan untuk mengunakan ayam kampung dalam masakanya. Ungkapnya. (Yan).