Politik dan Pemerintahan

Bupati Kediri Buka Hotline Pengembalian Aset dan Artefak yang Dijarah

Kediri, gelarfakta.com – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana membuka layanan pengembalian barang-barang serta artefak yang dijarah dalam insiden anarkis pada Sabtu (30/8/2025). Layanan ini dibuka untuk menekan besarnya kerugian akibat penjarahan di kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri.

“Kita buka layanan hotline pengembalian aset yang dijarah, mohon bantuannya kepada teman-teman media,” ujar Mas Dhito, sapaan akrabnya, usai rapat koordinasi bersama Forkopimda di Gedung Bagawanta Bhari, Senin (1/9/2025).

Bupati 33 tahun itu mengungkapkan, beberapa orang tua pelaku sudah berinisiatif mengembalikan sebagian barang hasil penjarahan. Sejumlah aset yang diserahkan kembali di antaranya LPG, alat tulis, dan perlengkapan kantor lainnya. Mas Dhito memberikan apresiasi kepada para orang tua yang berani menegur anak-anak mereka.

“Penjarahan yang dilakukan di hampir seluruh gedung Pemkab Kediri ini masuk dalam tindak anarkisme. Kami sangat mengapresiasi orang tua yang berani menegur anaknya,” tegasnya.

Terkait artefak peninggalan budaya, fragmen Kepala Ganesha yang dijarah dari Museum Bagawanta Bhari hingga kini belum ditemukan. Mas Dhito menegaskan pihaknya masih terus melakukan pencarian.

Pemkab Kediri menyediakan dua jalur pengembalian aset. Untuk barang-barang umum, masyarakat dapat menghubungi hotline 0858-1631-0842 atau menyerahkannya ke Kantor Satpol PP, Damkar Kabupaten Kediri di Desa Menang, Kecamatan Pagu, maupun ke balai desa terdekat. Sementara untuk artefak, pengembalian difokuskan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri atau hotline 0812-2951-510.

Bupati yang memasuki periode keduanya itu memperkirakan kerugian akibat insiden tersebut mencapai Rp500 miliar, belum termasuk kendaraan dinas yang juga ikut terbakar. “(Kerugian) kendaraan belum kita hitung,” jelasnya.

Usai rakor, Mas Dhito menggelar doa bersama lintas agama di halaman depan Kantor Pemkab Kediri. Doa bersama itu dihadiri jajaran OPD, Forkopimda, organisasi mahasiswa, hingga komunitas ojek online. Dari pantauan di lokasi, puing-puing sisa kebakaran dan penjarahan masih terlihat jelas.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button