Pelatihan Fortifikasi IKM, Pemkot Kediri Dorong Peran Pelaku Usaha Pangan Cegah Stunting


Kediri, gelarfakta.com – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar Pelatihan Fortifikasi Industri Kecil Menengah (IKM) selama tiga hari, mulai Kamis (25/9) hingga Sabtu (27/9). Bertempat di Gedung Harmoni Kelurahan Banjarmlati, kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas pelaku usaha pangan, khususnya dalam menerapkan pengolahan pangan yang sehat, higienis, dan bergizi.
Kepala Disperdagin Kota Kediri, Wahyu Kusuma Wardani, menjelaskan bahwa pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan keterampilan bagi pelaku IKM dalam pengolahan pangan sesuai standar, dengan menambahkan zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral pada makanan pokok.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menambah jumlah IKM yang mampu memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Sertifikat tersebut menjadi bukti legal bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat.
“Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, dari usia remaja, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Salah satunya dengan memberikan makanan yang sehat, bergizi, dan diproses secara higienis. IKM sebagai produsen pangan lokal memiliki peran strategis dalam mendukung hal ini,” terang Wahyu.
Selama tiga hari, peserta mendapatkan materi teori dan praktik terkait fortifikasi bahan pangan, tata cara pendaftaran SLHS, serta cara menjaga nilai gizi pada produk olahan. Narasumber berasal dari berbagai instansi, di antaranya BPOM, Dinas Kesehatan, serta ahli gizi dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Wahyu menambahkan, melalui pelatihan ini para pelaku IKM di Kota Kediri diharapkan tidak hanya mampu memproduksi makanan aman dan sehat, tetapi juga ikut berperan dalam upaya pencegahan stunting. “Pelaku IKM bisa menularkan ilmu yang diperoleh kepada ibu-ibu di lingkungannya. Selain itu, peserta juga bisa menyeleksi produk makanan yang dijual di kantin sekolah agar lebih terjamin sehat untuk anak-anak,” harapnya.
Pelatihan ini diikuti 25 peserta hasil pendaftaran dan seleksi, terdiri dari pelaku IKM pangan olahan dan penjual jajanan di kantin sekolah. Salah satunya Nurul Hanafiah, peserta asal Kelurahan Banjaran yang memiliki usaha cookies dan makanan beku. Ia mengaku senang dan antusias mengikuti kegiatan ini.
“Selain mendukung usaha pelaku IKM, kegiatan ini juga membantu mencegah stunting. Semoga pelatihan seperti ini bisa berkelanjutan karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas usaha makanan dan minuman. Kami juga berharap setelah ini tetap ada pendampingan agar usaha bisa terus berkembang,” ujarnya.(*/pty/kur)



