Mahasiswa UNP Kediri Ciptakan Mesin Pengaduk Petis Otomatis, Langsung Dihibahkan ke UMKM


Kediri, gelarfakta.com – Delapan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri membuktikan bahwa inovasi bukan sekadar untuk lomba, tetapi juga bisa langsung memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Setelah menyabet juara pertama dalam ajang Olimpiade Mahasiswa Teknik, mereka sepakat menghibahkan karya mereka berupa mesin pengaduk petis otomatis kepada pelaku UMKM di Kelurahan Ngampel, Kota Kediri.
Koordinator tim, Mohamad Dany Ibrahim, mengungkapkan bahwa dana pembuatan mesin tersebut, senilai Rp7 juta, dikumpulkan dari hasil patungan seluruh anggota tim.
“Dana kami kumpulkan sendiri, karena sejak awal memang ingin karya ini langsung bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Dany, Selasa (18/6/2025).
Mesin ini dirancang sebagai solusi atas proses produksi petis yang selama ini masih dikerjakan secara manual. Proses pengadukan menggunakan spatula dan tenaga manusia dinilai kurang efisien, memakan waktu, serta melelahkan. Dengan kapasitas produksi mencapai 15 kilogram, mesin buatan mahasiswa ini dilengkapi sistem transmisi otomatis, pengatur suhu, dan timer. Prototipe tersebut diklaim dapat bertahan hingga 10 tahun dengan perawatan rutin.
Alat ini akan diserahkan kepada Ibu Amanah, pelaku UMKM petis di Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, yang sekaligus menjadi inspirasi utama dalam penyusunan tugas akhir mereka.
“Ini bukan sekadar proyek skripsi, tapi bentuk kontribusi nyata dari kami sebagai mahasiswa,” tambah Dany.
Dalam proses perakitan, setiap anggota tim memiliki peran masing-masing, mulai dari desain rangka, perhitungan tenaga dan transmisi, kelistrikan, hingga pengujian struktur. Beberapa kendala teknis sempat dihadapi, terutama pada sistem tenaga, namun berhasil diatasi berkat bimbingan para dosen.
Tim ini juga berencana mendaftarkan inovasi mereka ke Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) melalui kampus, guna melindungi karya serta membuka peluang pengembangan lebih lanjut.
Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNP Kediri, Dr. Sulistiono, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas prestasi dan kepedulian sosial yang ditunjukkan mahasiswa.
“Semangat ini selaras dengan program ‘Saintek Berdampak’ yang dicanangkan Kementerian Pendidikan. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berinovasi, tetapi juga memberi solusi konkret bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain mesin pengaduk petis, karya mahasiswa lain dalam olimpiade yang digelar pada Rabu (18/6) juga mendapat perhatian, seperti mesin pemotong kerupuk puli dan alat pemotong rumput pakan ternak yang langsung dipesan warga Kecamatan Semen.
Pihak kampus juga tengah memproses pendaftaran HaKI untuk sebagian besar karya mahasiswa teknik tersebut.
“Ini langkah penting untuk melindungi hak kekayaan intelektual dan meningkatkan reputasi akademik kampus dalam penilaian akreditasi,” pungkas Sulistiono.(*/pty/kur)



