Politik dan Pemerintahan

Bupati Jombang Temui Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah, Bahas Bukti Kelahiran Bung Karno di Ploso

Jombang, GelarFakta – Bupati Jombang, H. Warsubi, SH., M.Si., bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang menggelar pertemuan khusus dengan Pengasuh sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Kiai Moch. Muchtar Mu’thi, di Ploso, Kamis malam (22/5/2025).

Pertemuan tersebut menjadi titik penting dalam upaya mendalami dan memperkuat kajian sejarah terkait tempat kelahiran Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Dalam kesempatan itu, Bupati Warsubi menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah penjelasan dan data sejarah yang mendukung klaim bahwa Bung Karno lahir di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

“Alhamdulillah, kami tadi berdiskusi langsung dengan Mbah Kiai Moch. Muchtar Mu’thi. Beliau menjelaskan bahwa Bung Karno lahir di titik Rejoagung, Ploso. Dari data-data dan temuan sejarah yang ada, kita akan fasilitasi agar bisa dipertemukan dengan pihak Surabaya dan Yayasan Bung Karno di Jakarta,” ujar Bupati.

Bupati menegaskan pentingnya menghormati posisi Surabaya yang secara administratif telah lebih dahulu menetapkan tempat kelahiran Bung Karno. Karena itu, ia mendorong adanya pertemuan antar ahli sejarah dari kedua daerah yang difasilitasi oleh Yayasan Bung Karno.

Di tempat yang sama Ketua TACB Kabupaten Jombang, Nasrul Illah, mendukung langkah pertemuan tersebut. Ia menilai, upaya menemukan titik temu sejarah bukanlah ajang pembuktian sepihak, melainkan forum ilmiah yang harus didasari pada akal sehat dan argumentasi yang valid.

“Semua pihak harus dipertemukan, bukan untuk berdebat, tapi menyampaikan argumentasi dan bukti. Nantinya, para ahli akan menilai dan keluarga Bung Karno juga harus dilibatkan, karena restu mereka sangat penting,” ujar Nasrul.

Pegiat sejarah Jombang, Binhad Nurrohmat, menyampaikan bahwa hasil temuan terkait situs kelahiran Bung Karno di Ploso telah tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

“Sambutan masyarakat cukup bagus. Buktinya, selama satu hingga dua tahun terakhir, banyak kunjungan ke wilayah Ploso untuk melihat langsung situs kelahiran Bung Karno dan situs-situs lainnya yang berkaitan,” ungkap Binhad.

Ia mengaku bahwa peran yang dijalani bukan sekadar tugas pribadi, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif. “Saya merasa ini bukan cuma tugas saya saja, ini tugas bersama yang kebetulan saya nikmati dan cukup senang melakukannya karena memang punya minat besar terhadap sejarah. Ini adalah kasus sejarah tentang Bung Karno, tokoh penting Indonesia,” imbuhnya.

Sebelumnya di beberapa kesempatan Binhad juga pernah menyampaikan lokasi rumah kelahiran Bung Karno berada dekat dengan Tweede Inlandsche School (IS) Ploso—tempat ayah Bung Karno, R. Soekeni Sosrodihardjo, mengajar sejak 1901.

Dari sisi dokumentasi, ditemukan beberapa dokumen penting. Salah satunya potongan buku induk pendaftaran Bung Karno di Technische Hogeschool (THS) Bandung yang mencatat tanggal lahir 6 Juni 1902 dan tempat lahir Surabaya. Namun, dokumen tulisan tangan Bung Karno yang dikumpulkan Gunseikanbu Jepang tahun 1943 menyebut bahwa ia pernah bersekolah dasar di Ploso dan lulus pada 1909.

Kutipan asli tulisan Bung Karno bahkan menyebut
“Moela-2 sekolah desa di Ploso/Djombang. Kemoedian sekolah kelas II di Sidhoardjo. Kemoedian sekolah kelas I di Modjokerto…”.

Riwayat pendidikan Bung Karno juga tercatat melalui tahapan-tahapan sekolah, mulai dari Inlandsche School Ploso, Inlandsche School Sidoarjo, HIS Mojokerto, ELS Mojokerto, hingga HBS Surabaya. Ia kemudian melanjutkan ke THS Bandung dan lulus tahun 1926.

Meskipun belum ada penetapan resmi, semakin banyak bukti dan pengakuan publik yang menguatkan keterkaitan Bung Karno dengan Ploso, Jombang. Kini tinggal menunggu pembuktian lebih lanjut dan sinergi antar pemangku kepentingan untuk menyatukan versi sejarah dengan dasar yang ilmiah dan valid.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button