Wali Kota Kediri Dorong Kader Kesehatan Perkuat Penanganan Tuberkulosis


Kediri, gelarfakta.com – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswari, memberikan arahan kepada para kader Kilisuci mengenai penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) dalam kegiatan Edukasi Tatalaksana Investigasi Kontak dan Infeksi Laten Tuberkulosis yang digelar di Ballroom Lotus Garden, Selasa (11/11/2025). Acara ini menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
“Perjuangan untuk menangani TBC belum berakhir. Sampai saat ini, TBC masih menjadi masalah kesehatan serius. Indonesia bahkan menempati peringkat kedua dunia untuk negara dengan beban TBC tertinggi,” ujar Vinanda dalam sambutannya.
Mbak Wali, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur per Oktober 2025, cakupan penemuan dan pengobatan TBC di provinsi ini baru mencapai 65 persen dari target 90 persen. Di Kota Kediri sendiri, ditemukan 1.372 kasus dari target 1.528 kasus atau sebesar 89,7 persen.
Namun demikian, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah, seperti tingkat keberhasilan pengobatan yang baru mencapai 76 persen dari target 90 persen, capaian investigasi kontak 57,62 persen dari target 100 persen, serta pemberian terapi pencegahan TBC bagi kontak serumah baru 18,42 persen dari target 72 persen.
“Saya juga mendapat informasi dari dr. Fahmi bahwa penemuan kasus di Kota Kediri sebenarnya telah melampaui target, meskipun sebagian penderita bukan warga Kota Kediri. Hal inilah yang membuat Kota Kediri dua tahun terakhir menjadi daerah dengan persentase penemuan kasus TBC tertinggi di Jawa Timur,” ungkapnya.
Wali kota termuda di Indonesia itu menekankan pentingnya penguatan tracing dan tindak lanjut pengobatan. Kegiatan edukasi tersebut digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional 2025 untuk meningkatkan pemahaman kader tentang pelaksanaan investigasi kontak yang benar, sekaligus memperluas peran mereka dalam edukasi masyarakat.
“Saya mengapresiasi panjenengan semua yang telah berkolaborasi dalam menanggulangi kasus TBC di Kota Kediri. Pendampingan pasien memang membutuhkan kesabaran, karena pengobatannya harus konsisten dan telaten,” pungkasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr. Fahmi Adi, menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh tiga perwakilan dari setiap kelurahan, serta perwakilan Promosi Kesehatan dan Program TBC dari sembilan puskesmas di Kota Kediri.
“Harapannya, setelah kegiatan ini para kader semakin memahami perbedaan antara TB laten dan TB aktif, sehingga dapat mengambil langkah cepat dan tepat dalam penanganannya,” jelas dr. Fahmi.(*/pty/kur)



