Pemerintah Pusat Gelar FGD untuk Pengembangan Smart City, Pemkot Kediri Terlibat Aktif
Kediri, GelarFakta – Dalam upaya menyusun kajian tentang transmisi jaringan telekomunikasi dan informasi untuk implementasi Smart City, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dan Diskusi Koordinasi Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi dan Informasi secara virtual pada Selasa (13/8).
Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 08.30 WIB dan diikuti oleh seluruh Pemerintah Provinsi serta Kabupaten/Kota se-Indonesia, termasuk Pemerintah Kota Kediri.
FGD ini berfokus pada pemanfaatan jaringan telekomunikasi di lokasi-lokasi pelayanan publik di seluruh wilayah Indonesia, dengan perhatian khusus pada tiga sektor layanan utama, yakni kantor pemerintahan, lembaga pendidikan, dan fasilitas kesehatan.
Dwi Elfrida Martina, Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Kominfo, dalam paparan tersebut menyampaikan bahwa kunci utama penyelenggaraan Smart City adalah kolaborasi dan kebersamaan untuk mengatasi masalah kota melalui upaya inovatif.
Hingga tahun 2024, terdapat 251 kabupaten/kota yang telah memiliki masterplan Smart City.
Ia menekankan bahwa Smart City berfokus pada pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi masalah kota dan meningkatkan kemajuan serta kesejahteraan.
Untuk mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam menunjang Program Smart City, Pemerintah Pusat telah mengatur beberapa langkah strategis.
Eddy Satria dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengungkapkan upaya tersebut meliputi, melanjutkan program yang sudah ada, menyiapkan terobosan untuk penyediaan infrastruktur dan adopsi teknologi, memanfaatkan kembali fiber optik yang telah terpasang, serta membangun ekosistem digital yang kondusif.
Menanggapi paparan dari Pemerintah Pusat, Apip Permana, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri, menyatakan bahwa Smart City adalah sebuah inisiatif yang memberikan manfaat bagi masyarakat dengan cara yang lebih efisien, murah, mudah, dan cepat, di mana pemanfaatan IT berfungsi sebagai alat pendukung.
“Smart City bukan hanya tentang IT. Seperti yang disampaikan dalam paparan, IT adalah alat pendukung, bukan substansi dari kota cerdas. Namun, saat ini masyarakat sering mengidentikkan Smart City dengan teknologi IT,” jelas Apip.
Terkait implementasi Smart City di Kota Kediri, Apip Permana mengungkapkan bahwa skor Smart City Kota Kediri saat ini berada dalam kategori baik.
Meski demikian, masih diperlukan peningkatan yang dapat dicapai melalui kolaborasi dengan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder untuk membangun program yang bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Program Smart City adalah milik bersama yang harus diwujudkan oleh semua elemen,” ucapnya.
Apip berharap kolaborasi lintas sektor dapat terus terjaga dengan baik, mengingat program ini merupakan usaha bersama.
“Walaupun skornya baik, jalan kita untuk menjadi kota pintar masih panjang,” pungkasnya.(*/pty/kur)