Ratusan Warga Jombang Demo dan Blokir Pabrik Kayu
Jombang, GelarFakta – Ratusan warga Desa Tunggorono mendemo pabrik kayu Layo Seng Fong lantaran geram limbah serbuk kayunya mencemari permukiman setempat.
Demo kali ini, massa aksi bahkan sempat memblokir gerbang masuk pabrik.
Aksi ratusan warga ini bermula saat mediasi yang digelar pihak Pemerintah Desa Tunggorono di kantor desa pada Rabu (04/09) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Mediasi ini untuk menemukan solusi terkait pencemaran limbah pabrik Layo Seng Fong ke permukiman warga.
Namun, pada mediasi itu pihak perusahaan tidak hadir. Perwakilan 10 warga, Pemdes Tunggorono dan Forkopimcam memilih untuk mendatangi pabrik Layo Seng Fong yang berada di Jalan Prof Dr Nurcholish Madjid.
Sementara itu ratusan warga lainnya menunggu di Balai Desa Tunggorono untuk menunggu hasil pertemuan dengan pihak pabrik.
Sekali lagi, perwakilan warga ditolak masuk ke pabrik kayu tersebut. Akibatnya, warga semakin geram dan menggeruduk pabrik Layo Seng Fong sekitar pukul 10.45 WIB.
Di depan pabrik, ratusan massa warga memblokir gerbang masuk dengan memarkir kendaraannya.
Mobil komando pun diletakkan tepat di depan gerbang, sehingga truk bermuatan kayu dan para karyawan pabrik tidak bisa mengakses jalan pabrik.
Kades Tunggorono, Didik Dwi Mulyawan menegaskan, aksi tersebut akan terus berlangsung sampai pihak warga dan Pemdes ditemui manajemen pabrik.
“Ini sampai saya, Forkopimcam dan anggota dewan bersama perwakilan warga 10 orang ditemui pihak pabrik bersama. Sampai saat ini, jangankan saya sebagai Kades, anggota DPRD saja tidak boleh masuk. Jadi saya bersama warga saya tetap bertahan di sini sampai ditemui pimpinan pabrik,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (04/10/2023).
Salah satu warga Desa Tunggorono, Andrik Purwanto mengatakan, limbah serbuk kayu Pabrik Layo Seng Fong sudah sejak bulan Juli mencemari permukiman warga.
Serbuk kayu itu beterbangan hingga mengotori rumah-rumah warga.
Dampak paling parah dirasakan warga di RW 02 Desa Tunggorono.
“Yang saya rasakan dan warga itu, serbuk kayunya mengotori rumah. Terus saya rasakan kena mulut itu ndak enak, serik di tenggorokan,” ungkapnya.
Andrik mengungkapkan, serbuk kayu itu mencemari lingkungan setiap malam hari, sehingga pagi harinya serbuk kayu itu menutupi halaman dan atap-atap rumah warga.
“Biasanya itu malam hari dan menjelang pagi. Pagi harinya rumah sudah kotor semua,” ucapnya.
Warga lainnya, Mohammad Sofwan, 50, mengatakan, warga menuntut agar pabrik bisa memperbaiki cerobong asap yang memicu serbuk kayu terbang ke permukiman warga.
Selama itu tidak diperbaiki, warga meminta pihak Layo Seng Fong untuk membersihkan serbuk kayu yang ada di rumah-rumah penduduk.
“Tuntutan utamanya perusahaan jangan produksi selagi tidak ada jaminan serbuk kayu itu tidak mencemari lingkungan. Kalau tetap produksi, pabrik harus perbaiki cerobongnya. Tapi kalau tetap terjadi serbuk kayu, ya pabrik harus membersihkan dan memperbaiki rumah yang rusak,” kata Sofwan.
Hingga berita ini ditulis, ratusan warga masih bertahan di depan gerbang masuk pabrik Layo Seng Fong.
Sejumlah personel polisi juga sudah turun mengamankan jalannya aksi warga.(jb1/kur)