Politik dan Pemerintahan

Jombang Jajaki Kerja Sama Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dengan Delegasi Jepang

Jombang, gelarfakta.com – Pemerintah Kabupaten Jombang menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan tata kelola sampah yang berkelanjutan dan berbasis ekonomi sirkular. Komitmen tersebut diperkuat dengan menerima kunjungan delegasi luar negeri dari Pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang, serta Institute for Global Environmental Strategies (IGES), bersama Komunitas Nol Sampah Surabaya.

Pertemuan yang berlangsung di Ruang Tamu Swagata Pendopo Pemkab Jombang, Selasa (18/11/2015), dipimpin Wakil Bupati Jombang Salmanudin, S.Ag., M.Pd., didampingi Asisten Administrasi Umum Setdakab Jombang Syaiful Anwar S.T., M.E., dan Kepala DLH Jombang Miftahul Ulum S.T., M.Si. Mereka berdiskusi dengan perwakilan Kitakyushu, yaitu Hironori Tazawa dan Noeru Aoki; Kohei Hibino dari IGES; serta tim Komunitas Nol Sampah Surabaya.

Wakil Bupati Salmanudin, yang akrab disapa Gus Wabup, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Kota Kitakyushu dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan melalui kolaborasi pemerintah dan partisipasi masyarakat. Ia berharap Jombang dapat mengikuti jejak serupa melalui pendampingan dan berbagi pengalaman.

“Kami berharap Kabupaten Jombang dapat melakukan hal yang sama. Mohon pengalaman, kisah sukses, dan pendampingan juga dapat dibagikan untuk mewujudkan tata kelola sampah berkelanjutan,” ujar Gus Wabup.

Gus Wabup memaparkan kondisi pengelolaan sampah di Jombang. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa, timbulan sampah harian mencapai 530 ton. Tingkat pengelolaan sampah saat ini telah mencapai 57 persen, mencakup wilayah pelayanan seluas 1.159 kilometer persegi. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti pemilahan sampah, pengolahan kompos, bank sampah, dan pemanfaatan sampah anorganik melalui sektor informal.

Selain itu, Jombang menjalankan program Sekolah Adiwiyata, Ecopensantren, Kampung Iklim, hingga program berbasis keagamaan Sampah Jadi Sedekah (SAJADAH). Pengembangan Bank Sampah Induk dan TPS 3R terus didorong sebagai aktor utama yang bermitra dengan industri daur ulang. Di sisi lain, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menggunakan konsep sanitary landfill dengan fasilitas pemilahan dan komposting.

“Komitmen kami adalah mendukung pengembangan ekonomi sirkular, mulai dari pembiasaan memilah sampah hingga memperkuat rantai bisnis industri daur ulang,” tegas Gus Wabup.

Pemkab Jombang berharap industri daur ulang tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah.

Setelah audiensi, delegasi bersama Kepala DLH Jombang melanjutkan kunjungan lapangan ke sejumlah industri daur ulang, seperti PT Bumi Indus Padma Jaya, PT Indonesia Royal Paper, dan PT Sumber Barokah Polymer Jogoroto, sebagai bagian dari pendalaman kerja sama dua pihak.(*/pty/kur)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button